kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Ditutup Menguat 1% Disokong Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed


Kamis, 06 Juni 2024 / 06:08 WIB
Harga Minyak Ditutup Menguat 1% Disokong Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed
ILUSTRASI. harga minyak mentah acuan kompak menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak naik 1%, rebound dari posisi terendah dalam empat bulan. Sentimen datang karena harapan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan September melebihi kekhawatiran permintaan setelah data menunjukkan peningkatan stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS).

Rabu (5/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2024 ditutup naik 89 sen atau 1,2% ke US$ 78,41 per barel. Sementara, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2024 naik 82 sen atau 1,1% ke US$ 74,07 per barel.

Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS melonjak 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 31 Mei, dibandingkan dengan perkiraan analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel.

Namun, kenaikan tersebut berada di bawah perkiraan American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa yang mencatat kenaikan lebih dari 4 juta barel.

Persediaan bensin naik sebesar 2,1 juta barel dibandingkan ekspektasi kenaikan sebesar 2 juta barel, menambah kekhawatiran permintaan karena minggu ini mencerminkan penggunaan bahan bakar di sekitar liburan Memorial Day, yang secara tradisional dipandang sebagai awal musim mengemudi di musim panas di AS.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Mei 2024 Ditetapkan Sebesar US$ 79,78 Per Barel

Stok sulingan naik 3,2 juta barel dibandingkan dengan perkiraan peningkatan sebesar 2,5 juta, data EIA menunjukkan.

Sementara itu, Federal Reserve diperkirkan akan memangkas suku bunga utamanya pada bulan September dan sekali lagi pada tahun ini, menurut jajak pendapat Reuters.

Pelaku pasar sekarang melihat peluang hampir 69% penurunan suku bunga di bulan September, menurut alat FedWatch CME. Ekspektasi telah berkisar sekitar 50% minggu lalu.

“Data di luar sektor minyak cukup lemah sehingga akan memberikan perlindungan bagi The Fed untuk akhirnya menurunkan suku bunga dan memacu pertumbuhan,” kata John Kilduff, partner di Again Capital.

Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya pinjaman, yang dapat memberi insentif pada kegiatan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

Indeks saham AS juga naik pada hari Rabu, karena investor memperkuat spekulasi bahwa siklus pelonggaran kebijakan Federal Reserve akan dimulai lebih awal dari perkiraan.

Kedua kontrak tersebut telah jatuh selama lima sesi berturut-turut, dan turun lebih dari 1% pada hari Selasa ke level penyelesaian terendah sejak awal Februari.

Penurunan ini menyusul berita dari OPEC+, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, mengenai rencana untuk meningkatkan pasokan mulai kuartal keempat meskipun ada tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan baru-baru ini.

“Komentar dari OPEC+ mungkin atau bisa saja, itu tidak pasti dan jika harga berada di level terendah $70an, saya tidak melihat OPEC meningkatkan produksinya,” kata Dennis Kissler, Senior Vice President of Trading di BOK Financial.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Turun Rabu (5/6) Malam, Brent ke US$77,27 & WTI ke US$73,02

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan OPEC+ akan menghentikan penghentian pengurangan produksi atau membatalkannya jika permintaan tidak cukup kuat untuk menyerap minyak mentah.

AS dapat mempercepat laju pengisian kembali Cadangan Minyak Strategis AS, Menteri Energi Jennifer Granholm mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa, seraya menambahkan bahwa ia yakin pasar minyak global memiliki pasokan yang baik.

Namun yang membebani harga adalah pemotongan harga jual resmi Arab Saudi untuk minyak mentah Arab Light andalan mereka ke Asia, yang merupakan yang pertama dalam lima bulan terakhir.

Penurunan harga di Asia menggarisbawahi tekanan yang dihadapi oleh produsen OPEC karena pasokan non-OPEC terus meningkat dan kekhawatiran akan permintaan.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×