kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Melonjak, Industri Energi Global Siap Nikmati Cuan


Rabu, 06 Juli 2022 / 15:49 WIB
Harga Minyak Melonjak, Industri Energi Global Siap Nikmati Cuan
ILUSTRASI. Logo Shell. REUTERS/Toby Melville/File Photo


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga minyak yang terjadi secara global telah memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan energi minyak global. Adapun, laba beberapa perusahaan diperkirakan bakal naik.

Misalnya, produsen minyak terbesar AS , Exxon yang memproyeksikan hampir bisa menggandakan pendapatan di kuartal kedua dari kuartal sebelumnya. Hal ini lah yang membuat analis Wall Street juga meningkatkan estimasi laba kuartal kedua Exxon Mobil Corp.

Analis menaikkan prospek laba kuartalan mereka di Exxon menjadi sekitar US$ 4,02 per saham dari $2,99 per saham sebelum pengajuan sekuritas Jumat. Laba operasi pun diperkirakan sekitar US$ 16,8 miliar, menjadi puncak kuartalan yang bersejarah.

Exxon diprediksi bisa meraup keuntungan operasi minyak dan gas lebih dari US$ 10 miliar, US$ 4,5 miliar dari produksi bensin dan solar, dan sekitar US$ 2 miliar dari bahan kimia dan oli motor.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Frustrasi Militer Ukraina Membuat Keputusan Tanpa Dia

Pada saat yang sama, juru bicara Casey Norton mengatakan Exxon berinvestasi lebih dari perusahaan AS lainnya untuk menggenjot produksi minyak dan gas alam. Produksi serpih AS akan naik 25% tahun ini dan pemrosesan minyak di kilang terbesar di Texas akan tumbuh 250.000 barel per hari pada paruh pertama tahun depan.

"Ini akan menjadi salah satu kuartal terkuat dalam sejarah Exxon," kata analis Credit Suisse Manav Gupta dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters, Rabu (6/7).

Tak hanya Exxon, raksasa energi minyak lainnya, Shell juga telah melaporkan laba kuartalan tertinggi karena harga minyak dan gas melonjak di seluruh dunia. Shell menghasilkan US$ 9,13 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, hampir tiga kali lipat dari laba US$ 3,2 miliar yang diumumkan untuk periode yang sama tahun lalu.

Invasi Rusia ke Ukraina telah membantu meroketnya harga minyak dan gas. Rusia adalah salah satu eksportir utama dunia tetapi negara-negara Barat telah berjanji untuk mengurangi ketergantungan mereka pada negara untuk energi.

"Kami telah terlibat dengan pemerintah, pelanggan dan pemasok kami untuk mengatasi implikasi yang menantang dan memberikan dukungan dan solusi di mana kami bisa." ujar Kepala eksekutif Shell Ben van Beurden.

Baca Juga: PBB: Menghentikan Bantuan ke Suriah Bisa Memicu Bencana

Sementara itu, BP Plc asal Selandia Baru telah melaporkan laba setelah pajak sebesar US$ 230 juta untuk tahun 2021, beberapa minggu setelah saingannya Mobil juga melaporkan peningkatan besar dalam labanya untuk tahun ini.

Hasil BP menunjukkan pendapatan melonjak 17% menjadi US$ 3,2 miliar pada tahun ini hingga akhir Desember karena harga minyak naik.

BP mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diberikan oleh juru bicara Gordon Gillan bahwa laba yang lebih tinggi mencerminkan kenaikan nilai bahan bakar mentah dan sulingan yang ada pada akhir 2020, yang kemudian dijual pada 2021.




TERBARU

[X]
×