Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak turun pada Senin (24/11/2025), melanjutkan penurunan sekitar 3% pekan lalu. Investor mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga AS dan prospek kesepakatan damai Ukraina yang dapat mengarah pada pelonggaran sanksi terhadap produsen utama Rusia.
Amerika Serikat dan Ukraina akan melanjutkan penyusunan rencana perdamaian yang telah direvisi menjelang batas waktu Kamis yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump, setelah sepakat untuk menyesuaikan versi sebelumnya yang menurut para kritikus terlalu menguntungkan Moskow.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 58 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 61,98 per barel pada pukul 09.51 GMT, sementara West Texas Intermediate turun 60 sen, atau 1%, menjadi US$ 57,46 per barel.
Baca Juga: Larangan Medsos Bagi Anak di Australia, Kreator YouTube Pilih Hijrah ke Luar Negeri
"Pasar sangat terfokus pada pandangan makro, yaitu perjanjian damai Ukraina dan ekonomi AS," kata Jorge Montepeque, direktur pelaksana di Onyx Capital Group.
Montepeque menambahkan, sanksi AS terhadap perusahaan milik negara Rosneft dan perusahaan swasta Lukoil, yang mulai berlaku pada hari Jumat, telah menyebabkan gesekan yang biasanya akan menaikkan harga, tetapi pasar disibukkan oleh kesepakatan damai yang membuatnya pesimis terhadap minyak..
Trump menetapkan batas waktu Kamis untuk kesepakatan tersebut, tetapi Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa batas waktu tersebut mungkin belum pasti.
Kesepakatan damai berpotensi mengarah pada pencabutan sanksi yang telah menghambat ekspor minyak Rusia. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat pada tahun 2024, menurut Badan Informasi Energi AS.
Ketidakpastian mengenai pemotongan suku bunga AS merupakan faktor lain yang menekan minat investor.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Senin (24/11) Pagi: Brent ke US$ 62,42 dan WTI ke US$ 57,91
Namun, kemungkinan pemotongan suku bunga bulan depan meningkat setelah Presiden Federal Reserve New York, John Williams, menyarankan pemotongan dalam waktu dekat.
"Ekspektasi potensi pemotongan suku bunga The Fed pada bulan Desember juga dapat menyeimbangkan sentimen bearish dengan meningkatkan selera risiko global," kata Sugandha Sachdeva, pendiri SS WealthStreet, sebuah firma riset yang berbasis di New Delhi.
"Harga minyak mentah telah turun hampir 17% tahun ini, mencerminkan sentimen negatif yang terus berlanjut ... pada level yang lebih rendah ini, pembelian nilai diperkirakan akan muncul secara bertahap."













