kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak turun empat hari berturut-turut, gelombang kedua Covid-19 jadi alasan


Selasa, 20 Oktober 2020 / 11:47 WIB
Harga minyak turun empat hari berturut-turut, gelombang kedua Covid-19 jadi alasan
ILUSTRASI. Penurunanan harga minyak yang terjadi selama empat hari berturut-turut tak lepas dari kekhawatiran munculnya gelombang kedua dalam penyebaran Covid-19.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak kembali turun hari ini, Selasa (20/10). Ini merupakan penurunan yang keempat secara berturut-turut sejak akhir pekan lalu.

Reuters mengabarkan bahwa turunnya harga minyak dunia ini dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang kebangkitan kembali kasus virus korona secara global. Hal ini bisa menghambat pemulihan yang menjanjikan dalam permintaan bahan bakar, sementara peningkatan produksi dari Libya menambah banyak pasokan di pasar.

Minyak mentah berjangka Brent turun 30 sen, atau 0,7% menjadi US$ 42,32 per barel pada 8:49 WIB hari ini, setelah sebelumnya turun 31 sen pada hari Senin (19/10).

Dari Texas, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 26 sen, atau 0,6% menjadi US$ 40,57 per barel, setelah turun 5 sen pada hari Senin.

"Sejak bulan April kami telah melihat pemulihat yang cukup baik dalam permintaan minyak, sekarang berada di sekitar 92% dari tingkat pra-pandemi. Tapi masih terlalu cepat untuk menyatakan diakhirnya era buruk dalam permintaan minyak akibat Covid-19," ungkap analis pasar minyak Rystad Energy, Louise Dickson, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Saham Apple anjlok pasca rilis iPhone 12, hal ini diduga jadi penyebabnya

OPEC+ lakukan pertemuan khusus

Sebuah pertemuan pada hari Senin dari panel menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kali ini disebut OPEC+, berjanji untuk mendukung pasar minyak karena kekhawatiran tumbuh seiring bertambahnya kasus infeksi corona di seluruh dunia.

Untuk saat ini OPEC+ berpegang pada kesepakatan untuk mengekang produksi sebesar 7,7 juta barel per hari hingga Desember. Setelah itu akan memangkas kembali menjadi 5,8 juta barel per hari pada Januari.

"Kami tidak berpikir pasar minyak dunia ada di dalam posisi mampu menyerap sekitar 2% pasokan minyak global, yang OPEC+ harapkan bisa dimulai kembali pada 1 Januari 2021," ungkap analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar, seperti dikutip Reuters.

Dhar mengatakan, peningkatan produksi dari Libya, yang beroperasi di luar pakta OPEC+, akan menambah kekhawatiran terjadinya kelebihan pasokan.

Libya saat ini dengan cepat meningkatkan produksi setelah konflik bersenjata menutup hampir semua produksi negara itu pada Januari. Output dari kilang Sharara yang baru dibuka kembali 11 Oktober, tercatat 150.000 barel per hari, atau sekitar setengah kapasitasnya.

Selanjutnya: Harga minyak tergelincir banjir pasokan dari produksi Libya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×