Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga turun tipis dari level tertinggi sepanjang masa pada Kamis (4/12/2025), setelah para pelaku pasar menilai kepanikan terkait keketatan pasokan yang memicu lonjakan harga awal pekan ini mulai mereda.
Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melemah 0,7% menjadi US$11.410 per ton dalam perdagangan sesi resmi. Sebelumnya harga sempat menyentuh US$11.529, mendekati rekor US$11.540 yang dicapai pada Rabu.
Baca Juga: Investor Kripto Sumbang US$12 Juta ke Parpol Inggris, Pecahkan Rekor Donasi Politik
Data LME pada Kamis menunjukkan adanya pembatalan 7.775 surat keterangan (warrant) baru di gudang-gudang LME di Korea Selatan, setelah sehari sebelumnya terdapat pembatalan 50.725 ton di Asia.
Pembatalan warrant yang berarti rencana penarikan stok dari Gudang mendorong selisih harga (spread) antara kontrak spot dan tiga bulan melebar hingga premium sekitar US$88 per ton pada Rabu, level tertinggi sejak pertengahan Oktober, yang menandakan permintaan langsung sedang kuat. Namun pada Kamis, premium itu turun ke sekitar US$66.
“Sebenarnya spread dekat ke Maret tidak seharusnya serapat itu,” ujar seorang trader, menyebut lonjakan Rabu sebagai efek dari aksi beli panik.
Meski demikian, stok tembaga on-warrant di gudang LME yang tersedia untuk pengiriman turun ke 98.500 ton, terendah sejak Juli.
Baca Juga: Komisi Eropa Selidiki Meta AI di WhatsApp: Persaingan Terancam?
Sucden Financial menyebut pasar tembaga global pada 2025 masih berada dalam surplus tipis, namun gangguan kecil sekalipun dapat mengubahnya menjadi defisit. Broker tersebut memperkirakan US$10.830 sebagai level support utama harga tembaga hingga akhir tahun.
“Likuiditas diperkirakan terus menurun menjelang libur panjang. Bersama dengan tingginya aktivitas spekulatif, kondisi ini meningkatkan risiko pergerakan harga yang besar atau tidak teratur, terutama di pasar tipis ketika spread sudah ketat,” kata Sucden.
Untuk komoditas logam lainnya, harga timah turun 1,8% menjadi US$40.050 per ton setelah menyentuh level tertinggi sejak April 2022.
Harga aluminium melemah 0,5% menjadi US$2.884, sementara seng turun 0,6% ke US$3.046.
Timbal naik tipis 0,2% menjadi US$2.002, dan nikel bertambah 0,3% menjadi US$14.920.













