kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.646   -12,00   -0,07%
  • IDX 8.174   -10,34   -0,13%
  • KOMPAS100 1.138   -5,82   -0,51%
  • LQ45 833   -3,84   -0,46%
  • ISSI 282   -1,65   -0,58%
  • IDX30 438   -2,26   -0,51%
  • IDXHIDIV20 505   -3,80   -0,75%
  • IDX80 128   -0,78   -0,61%
  • IDXV30 136   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 139   -0,86   -0,61%

Harga Tembaga Terkoreksi dari Rekor Tertinggi, Usai The Fed Turunkan Suku Bunga


Kamis, 30 Oktober 2025 / 11:00 WIB
Harga Tembaga Terkoreksi dari Rekor Tertinggi, Usai The Fed Turunkan Suku Bunga
ILUSTRASI. Chinese workers monitor production of coiled copper tubes at a copper product plant in Nantong city, east China's Jiangsu province, 7 January 2015.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga tembaga melemah pada perdagangan Kamis (30/10/2025), mundur dari rekor tertinggi yang dicapai sehari sebelumnya.

Penguatan dolar AS menekan harga logam merah tersebut, menyusul keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang memangkas suku bunga acuannya.

Mengutip Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,96% menjadi US$ 11.076,5 per ton pada pukul 02.41 GMT, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi pada Rabu (29/10).

Baca Juga: BOJ Tahan Suku Bunga di 0,5%, Dua Anggota Dewan Dissenting

Sementara itu, kontrak tembaga paling aktif di Shanghai Futures Exchange (SHFE) justru naik tipis 0,25% ke level 88.270 yuan (US$ 12.392,25) per ton.

Penguatan dolar AS terjadi secara luas setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar.

Kondisi ini memberi tekanan jangka pendek pada harga tembaga, karena logam yang dihargakan dalam dolar menjadi kurang terjangkau bagi pemegang mata uang lain.

Prospek Jangka Menengah Masih Positif

Meski terkoreksi, prospek jangka menengah harga tembaga dinilai semakin positif.

Analis ING menyebut keseimbangan pasokan dan permintaan diperkirakan semakin ketat pada 2025 dan 2026, di tengah tantangan produksi dan meningkatnya optimisme perdagangan global.

Sejumlah produsen besar seperti Glencore dan Anglo American melaporkan penurunan produksi tembaga dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Pertemuan Bersejarah Trump-Xi di Busan: Apakah Perang Dagang Akan Reda?

Gangguan di beberapa lokasi tambang juga mendorong analis menaikkan proyeksi harga tembaga untuk tahun depan, menurut jajak pendapat Reuters.

Dalam catatan ANZ, meningkatnya selera risiko investor akibat optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang AS–China menjadi pendorong utama kenaikan harga logam belakangan ini.

Harapan terhadap pelonggaran kebijakan moneter global juga menjadi angin positif bagi sektor logam dasar.

Pergerakan Logam Lain

Di pasar LME, harga aluminium turun 0,57% ke US$ 2.870,5 per ton, nikel melemah 0,27% ke US$ 15.325, timbal turun tipis 0,07% ke US$ 2.025, timah melemah 0,47% ke US$ 36.015, dan seng terkoreksi 0,49% ke US$ 3.067,5 per ton.

Baca Juga: Harga Komoditas Bakal Turun, Bank Dunia Minta Negara Berkembang Hapus Subsidi di 2026

Di bursa SHFE, aluminium naik 0,05% menjadi 21.265 yuan, nikel menguat 0,1% ke 121.140 yuan, dan timbal naik 0,06% menjadi 17.370 yuan.

Sementara itu, harga timah turun 0,69% ke 284.270 yuan, dan seng melemah 0,09% ke 22.375 yuan per ton.

Selanjutnya: Pasar Kripto Melemah, Token TRUMP Bertahan di Jajaran Kripto Top Gainers

Menarik Dibaca: Pasar Kripto Melemah, Token TRUMP Bertahan di Jajaran Kripto Top Gainers




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×