kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%

Komisi Eropa Selidiki Meta AI di WhatsApp: Persaingan Terancam?


Kamis, 04 Desember 2025 / 19:50 WIB
Komisi Eropa Selidiki Meta AI di WhatsApp: Persaingan Terancam?
ILUSTRASI. Tampilan WhatsApp


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Komisi Eropa resmi membuka penyelidikan antitrust terhadap Meta Platforms terkait penerapan fitur kecerdasan buatan (AI) di WhatsApp.

Langkah ini menambah daftar panjang pengawasan regulator Eropa terhadap raksasa teknologi di tengah meningkatnya penggunaan AI generatif oleh perusahaan-perusahaan besar.

Penyelidikan yang sebelumnya dilaporkan Reuters dan Financial Times tersebut menyoroti kebijakan baru Meta yang dinilai berpotensi membatasi akses penyedia AI lain ke WhatsApp.

Baca Juga: Dolar AS Melemah 10 Hari Beruntun: Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga

Kebijakan ini dipandang dapat memberikan keuntungan bagi Meta AI, asisten virtual yang mulai terintegrasi dalam aplikasi pesan tersebut sejak Maret lalu.

Wakil Presiden Eksekutif Uni Eropa sekaligus Kepala Antitrust, Teresa Ribera, mengatakan penyelidikan dilakukan untuk memastikan pasar AI tetap kompetitif dan tidak didominasi satu pemain besar.

“Pasar AI tengah berkembang pesat di Eropa dan dunia. Karena itu, kami perlu memastikan tidak ada perusahaan dominan yang menyalahgunakan posisinya untuk menyingkirkan pesaing inovatif,” ujar Ribera dalam keterangan resmi, Kamis (4/12/2025).

Meta Bantah Tuduhan

Juru bicara WhatsApp menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar. Ia mengatakan bahwa lonjakan penggunaan chatbot dari penyedia eksternal telah membebani sistem WhatsApp yang sebenarnya tidak dirancang untuk menangani trafik sebesar itu.

Baca Juga: Warisan Miliarder Capai Rekor Tertinggi pada 2025

“Meski demikian, ruang AI sangat kompetitif dan pengguna tetap memiliki banyak pilihan layanan AI melalui berbagai platform seperti app store, mesin pencarian, email, hingga integrasi kemitraan,” jelasnya.

Duga Blokir Akses AI Pesaing

Komisi Eropa menyatakan bahwa kebijakan baru Meta yang akan berlaku penuh mulai 15 Januari 2026 berpotensi memblokir penyedia AI pesaing untuk menjangkau pengguna WhatsApp.

Jika terbukti, praktik tersebut dapat melanggar aturan persaingan Uni Eropa mengenai penyalahgunaan posisi dominan.

Otoritas persaingan usaha Italia sebelumnya juga telah membuka penyelidikan terhadap Meta. Pada Juli, regulator menelusuri dugaan penyalahgunaan kekuatan pasar saat Meta mengintegrasikan fitur AI ke WhatsApp.

Baca Juga: Rusia Blokir FaceTime Apple: Konflik Teknologi & Keamanan Siber

Penyelidikan diperluas pada November untuk menilai apakah Meta juga memblokir chatbot pesaing.

Penyelidikan antitrust ini menjadi jalur investigasi tradisional di luar kerangka Digital Markets Act (DMA), undang-undang baru Uni Eropa yang kini digunakan untuk menilai praktik Amazon dan Microsoft dalam layanan komputasi awan.

Selanjutnya: Maybank Indonesia Ungkap Tren Transaksi Digital Melonjak 30%

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/12), Hujan Sangat Lebat Turun di Provinsi Ini


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×