kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.593   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.118   66,42   0,82%
  • KOMPAS100 1.120   14,73   1,33%
  • LQ45 779   7,07   0,92%
  • ISSI 292   2,58   0,89%
  • IDX30 406   2,00   0,50%
  • IDXHIDIV20 455   1,03   0,23%
  • IDX80 123   1,24   1,02%
  • IDXV30 132   1,49   1,15%
  • IDXQ30 128   0,20   0,16%

Uni Eropa Pertimbangkan Syarat Transfer Teknologi bagi Investasi China


Kamis, 16 Oktober 2025 / 11:13 WIB
Uni Eropa Pertimbangkan Syarat Transfer Teknologi bagi Investasi China
ILUSTRASI. Seorang petugas berjalan melewati bendera UE dan China menjelang Dialog Ekonomi Tingkat Tinggi UE-Tiongkok di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, Tiongkok 25 Juni 2018. Uni Eropa (UE) tengah menyiapkan langkah baru yang bisa mengubah arah investasi asing, terutama dari China.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - HORSENS. Uni Eropa (UE) tengah menyiapkan langkah baru yang bisa mengubah arah investasi asing, terutama dari China.

Dalam pertemuan para menteri UE di Denmark pada Selasa (14/10/2025), muncul wacana untuk menetapkan prasyarat bagi perusahaan China yang ingin menanamkan modal di Eropa, termasuk kewajiban melakukan transfer teknologi dan pengetahuan.

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Rasmussen mengatakan, banyak negara Eropa selama ini berasumsi bahwa bermain sesuai aturan akan cukup untuk memenangkan persaingan global. 

Namun, menurutnya, Eropa kini harus belajar dari strategi Amerika Serikat dan China yang berani menetapkan syarat ketat bagi investor asing.

Baca Juga: Uni Eropa Tekan China Terkait Tanah Jarang dan Perang Ukraina

“Jika kita mengundang investasi China ke Eropa, itu harus disertai prasyarat adanya transfer teknologi,” ujar Rasmussen dalam konferensi pers di Horsens. “Kita menghadapi situasi baru dan belum menyelesaikan diskusi ini sepenuhnya.”

Wacana tersebut mencerminkan kekhawatiran Eropa bahwa China selama ini lebih banyak menikmati keuntungan dari investasi perusahaan Eropa di sana. 

Banyak perusahaan Eropa diminta berbagi teknologi sebagai syarat untuk masuk pasar China, termasuk lewat aturan yang mengharuskan mereka membentuk usaha patungan dengan perusahaan lokal.

Menanggapi hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa Beijing menolak segala bentuk transfer teknologi yang dipaksakan serta menentang kebijakan proteksionis yang dianggap diskriminatif.

Komisaris Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic menambahkan, UE tetap menyambut investasi asing, termasuk dari China. 

Baca Juga: Uni Eropa Peringatkan Momen Paling Berbahaya yang Melibatkan Rusia-China di 2027

Namun, investasi itu harus “nyata,” artinya mampu menciptakan lapangan kerja dan melibatkan transfer teknologi maupun hak kekayaan intelektual sebagaimana dilakukan perusahaan Eropa di China.

“Banyak menteri telah menyuarakan hal ini, dan kini tugas Komisi Eropa adalah menerjemahkannya menjadi prinsip serta usulan konkret,” ujar Sefcovic.

Langkah ini akan menjadi bagian dari dokumen kebijakan ekonomi baru Uni Eropa yang dijadwalkan terbit sebelum akhir tahun. 

Kebijakan tersebut diharapkan bisa memperkuat keamanan ekonomi blok Eropa sekaligus menyeimbangkan hubungan dagang dengan China yang selama ini dinilai tidak setara.

Selanjutnya: Segara Kumala Indonesia (BUAH) Akan Gelar Stock Split, Cek Jadwalnya

Menarik Dibaca: Cara Menghapus Banyak File di Google Drive, Kosongkan Lebih Banyak Ruang




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×