Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Melansir CNN, saat itu hanya ada 200 penjaga yang bertugas di Louvre, sementara ada lebih dari 400 ruangan di dalamnya. Teknologi alarm pun masih belum tersedia pada era tersebut.
Satu hari setelah Mona Lisa hilang, beritanya langsung menyebar luar melalui surat kabar ke seluruh penjuru dunia. Peristiwa ini langsung menimbulkan kemarahan publik.
Menariknya, antrian panjang tetap terlihat di ruang pajang Mona Lisa. Ratusan orang berbondong-bondong ingin melihat bingkai kosong lukisan Mona Lisa yang bersejarah.
Washington Post melaporkan bahwa saat itu ada 60 detektif ternama yang ditugaskan untuk menyelidiki hilangnya lukisan tersebut.
Ada satu titik di mana pihak berwajib mencurigai seniman Pablo Picasso sebagai pencurinya. Bahkan Vincenzo Peruggia sempat menjalani pemeriksaan sebanyak dua kali sebelum akhirnya ditetapkan sebagai pelaku.
Setelah ditangkap, Peruggia mengaku telah mencuri Mona Lisa untuk dikembalikan ke negara asalnya, Italia. Ia akhirnya dijatuhi hukuman tujuh bulan penjara untuk sebuah kasus pencurian yang baru terselesaikan dalam 2 tahun.
Hilangnya lukisan karya Da Vinci ini semakin melambungkan nama Mona Lisa. Pengunjung Louvre menjadi semakin banyak, bahkan di antaranya tidak benar-benar menikmati seni.
Baca Juga: Mengenal B-29 Superfortress, pesawat bomber yang meratakan Nagasaki 75 tahun lalu