Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Dalam catatan Britannica, semua aset Jepang dibekukan, embargo atas pengiriman minyak bumi dan bahan perang penting lainnya ke Jepang pun turut diumumkan.
Dalam prosesnya, negosiasi antara kedua negara sempat dilakukan hingga musim gugur 1941. Pada akhir November menjadi jelas bahwa tidak ada kesepakatan yang mungkin bisa terjadi.
Meskipun upaya negosiasi terus dilakukan, pemerintah Jepang di bawah Perdana Menteri Hideki Tojo memutuskan untuk berperang.
Penyerangan Pearl Harbor
Pergerakan Jepang sudah dimulai sejak 26 November 1941. Wakil Laksamana Nagumo Chuichi memimpin armada yang terdiri dari 6 kapal induk, 2 kapal perang, 3 kapal penjelajah, dan 11 kapal perusak ke suatu titik sekitar 440 km di utara Hawaii.
Dari pasukan tersebut, sekitar 360 pesawat diluncurkan untuk menyerang Pearl Harbor.
Pesawat pembom Jepang pertama muncul di atas Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941 pagi. Disebutkan bahwa itu merupakan bagian dari gelombang pertama yang berisi hampir 200 pesawat tempur berbagai jenis.
Baca Juga: Sudah berusia ribuan tahun, ini 10 negara tertua di dunia
Dalam waktu seperempat jam, berbagai titik di Pearl Harbor telah berhasil dilumpuhkan tanpa adanya perlawanan berarti. Dari 126 pesawat yang ada di darat, 42 hancur total, 41 rusak, dan hanya 43 yang tersisa untuk digunakan.
Hanya 6 pesawat AS yang terbang untuk mengusir penyerang dari serangan pertama ini. Secara total, lebih dari 180 pesawat hancur.
Sekitar satu jam berselang serangan kedua dimulai. Tidak sedahsyat serangan pertama, namun tetap memiliki dampak yang menyakitkan. Tidak hanya berdampak pada armada yang ada di darat, sejumlah kapal perang unggulan AS juga menjadi korban ganasnya torpedo laut Jepang.
Beberapa kapal seperti USS Arizona, Penuh dengan bom dan torpedo, USS West Virginia, USS Oklahoma, USS California, serta USS Utah langsung menjadi bangkai dalam waktu 30 menit saja.