kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hari ini dalam sejarah: Rusia uji rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya


Rabu, 26 Agustus 2020 / 10:53 WIB
Hari ini dalam sejarah: Rusia uji rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya
ILUSTRASI. Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) milik Rusia.


Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau rudal balistik antarbenua, sejak puluhan tahun yang lalu sudah menjadi salah satu senjata militer yang paling ditakuti.

Sesuai namanya, rudal balistik jenis ini mampu ditembakkan ke bagian manapun di dunia. Dengan jarak yang nyaris tidak terbatas, kini setiap negara berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan senjata ini.

Rudal balistik antarbenua memiliki sejarah panjang sejak masa Perang Dunia II. Dua kekuatan utama dunia, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet, jadi pemain penting dalam perlombaan senjata di bidang ini.

Melansir History.com, pada tanggal 26 Agustus 1957, Uni Soviet, kini Rusia, mengumumkan telah berhasil melakukan uji coba rudal balistik antarbenua. Mereka menyebut rudal ini bisa ditembakkan ke bagian manapun di dunia.

Baca Juga: Mengenal B-29 Superfortress, pesawat bomber yang meratakan Nagasaki 75 tahun lalu

Pengumuman ini membuat Amerika Serikat cukup "panas", dan memulai perdebatan mengenai perbandingan kekuatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Selama bertahun-tahun setelah Perang Dunia II, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet telah berusaha menyempurnakan teknologi rudal jarak jauh yang bahkan mampu membawa hulu ledak nuklir.

Upaya ini tidak lepas dari keberhasilan Jerman dalam mengembangkan roket V-1 dan V-2 yang menghantam Inggris Raya pada Perang Dunia II.

Dengan informasi yang sudah didapat, para peneliti Amerika maupun Soviet berusaha meningkatkan jangkauan serta akurasi dari roket jarak jauh tersebut.

Amerika Serikat lakukan uji coba lebih dulu

Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: China menyatakan perang terhadap Jerman

Pada bulan Juli 1957, Amerika dianggap telah memenangkan perlombaan senjata saat ICBM buatan mereka, yakni Atlas, diumumkan siap untuk diuji.

Atlas diklaim mampu melesat dengan kecepatan hingga 20.000 mil per jam dengan jarak tempuh efektif sejauh 5.000 mil.

Sayangnya uji coba Atlas berakhir buruk. ICBM buatan Amerika ini hanya mampu terbang setinggi 5.000 kaki sebelum akhirnya jatuh.

Satu bulan kemudian, Soviet mengumumkan bahwa ICBM buatan mereka telah berhasil diuji. Dalam pernyataannya, pihak Soviet menyebut rudal mereka telah menempuh jarak yang sangat jauh dalam waktu singkat dan mendarat di area sasaran, seperti dikutip dari History.com.

Karena minimnya detail yang disampaikan oleh pihak Soviet, Amerika saat itu meragukan keberhasilan rivalnya tersebut.

Meskipun begitu, kepemilikan Soviet atas ICBM, serta keberhasilan mereka melakukan uji coba bom atom dan hidrogen beberapa waktu sebelumnya sudah cukup membuat Amerika khawatir.

Jika klaim Soviet atas keberhasilan uji coba ICBM memang benar adanya, maka tidak ada satu pun wilayah Amerika Serikat yang aman dari serangan rudal tersebut.

Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: Ledakan gas beracun tewaskan ribuan orang di Kamerun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×