Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
"The Fed memprioritaskan inflasi daripada angka tenaga kerja, oleh karena itu hanya penurunan tajam inflasi inti yang dapat meyakinkan FOMC menurunkan suku bunga tahun ini," kata Philip Marey, ahli strategi senior AS di Rabobank.
Ia melanjutkan, puncak inflasi sudah berlalu dan ia tidak berpikir inflasi akan mendekati 2% sebelum akhir tahun. Sementara itu, The Fed lebih cenderung membantu mendorong ekonomi ke dalam resesi daripada tidak.
Jajak pendapat menunjukkan kemungkinan terjadi resesi di AS hampir 60% dalam dua tahun ke depan. Sementara itu turun dari jajak pendapat sebelumnya, beberapa kontributor tidak menetapkan probabilitas resesi untuk perkiraan mereka berdasarkan kondisi ekonomi yang merosot saat ini.
Baca Juga: Data Ekonomi Terbaru Turunkan Potensi Resesi Global 2023
Meskipun proyeksi ini terbilang pendek dan dangkal seperti yang diperkirakan dalam beberapa survei Reuters sebelumnya. Ekonomi AS diperkirakan tumbuh hanya 0,5% tahun ini sebelum rebound ke pertumbuhan 1,3% pada 2024, masih di bawah rata-rata jangka panjangnya sekitar 2%.
Dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, terutama di perusahaan keuangan dan teknologi, tingkat pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi rata-rata 4,3% tahun depan, dari 3,5% saat ini.
Kemudian tingkat pengangguran naik lagi menjadi 4,8% tahun depan. Meskipun secara historis masih rendah dibandingkan dengan resesi sebelumnya, prakiraannya sekitar 1 poin persentase lebih tinggi dari tahun lalu.