Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. Produsen tas Birkin Hermes International, melaporkan penjualan kuartalan yang sedikit di bawah ekspektasi pasar, meski menunjukkan tanda-tanda perbaikan permintaan di China.
Kabar tersebut membuat saham Hermes turun 4% pada Rabu (22/10/2025).
Chief Financial Officer Hermes Eric de Halgouet mengatakan, terdapat “sedikit perbaikan” pada kuartal ketiga, seiring stabilisasi harga properti di kota-kota besar China serta tren positif di pasar saham.
Baca Juga: Singapura Siapkan Stimulus untuk Pasar Saham
“Seseorang dapat mencatat adanya peningkatan yang sangat kecil pada kuartal ketiga,” ujarnya dalam konferensi pers.
Sinyal optimistis ini sejalan dengan laporan dari pesaingnya, LVMH dan L’Oreal, yang juga melihat tanda-tanda perbaikan di pasar China wilayah yang berkontribusi sekitar sepertiga dari total penjualan global sektor barang mewah.
Namun, sejumlah analis menilai masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa dua tahun pelemahan industri ini telah berakhir, meskipun laporan penjualan LVMH pekan lalu sempat memicu reli saham sektor mewah senilai US$80 miliar.
Baca Juga: Deforestasi Terkait Kopi di Brasil Capai 737.000 Hektare dalam Dua Dekade
Penjualan Sedikit di Bawah Ekspektasi
Pendapatan Hermes pada kuartal yang berakhir 30 September mencapai €3,88 miliar (US$4,52 miliar), naik 9,6% secara tahunan, sedikit di bawah proyeksi konsensus Visible Alpha yang memperkirakan pertumbuhan 10%.
Penjualan produk kulit termasuk lini andalan Birkin, Constance, dan Kelly tumbuh 13,3%, juga sedikit di bawah ekspektasi.
De Halgouet menyebut keterbatasan stok sebagai penyebab, namun memastikan pasokan akan ditingkatkan menjelang musim Natal dan Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Heineken Prediksi Penjualan Bir Tahun Ini Turun Akibat Pelemahan Ekonomi
Amerika Serikat Jadi Penopang
Di Amerika Serikat (AS), Hermes mencatat peningkatan lalu lintas pengunjung toko dan pertumbuhan merata di seluruh wilayah.
Perusahaan juga membuka toko baru di Nashville dan menegaskan akan terus berinvestasi di pasar tersebut.
Hermes belum menaikkan harga jual di AS sepanjang tahun ini, setelah kenaikan tambahan sebesar 5% pada Mei untuk mengimbangi beban tarif impor.
Baca Juga: LVMH Bakal Menjajaki Penjualan 50% Saham Fenty Beauty, Merek Milik Rihana
Investor Anggap Kinerja “Kurang Menarik”
Menurut analis Jeffries, sebagian investor menilai konsistensi Hermes yang konservatif terasa “kurang menarik” dibandingkan kisah pemulihan di perusahaan lain seperti LVMH dan Kering.
Saham Hermes, yang sempat melampaui kapitalisasi pasar LVMH pada April lalu, kini tertinggal dibandingkan kinerja rivalnya: saham LVMH naik 31% dan Kering melonjak 65% dalam tiga bulan terakhir.
Hermes, yang selama masa boom pascapandemi menaikkan harga lebih moderat dibandingkan Chanel dan Dior, tahun ini menaikkan harga global rata-rata 7%.
Penjualan kategori busana, perhiasan, dan syal sutra juga mencatat pertumbuhan positif pada kuartal ketiga.