kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Hindari tarif AS, perusahaan Cina hengkang ke luar negeri


Rabu, 12 September 2018 / 09:33 WIB
Hindari tarif AS, perusahaan Cina hengkang ke luar negeri
ILUSTRASI. Negara Produsen Mobil Terbesar di Dunia - China


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. Perusahaan Cina ramai-ramai hengkang ke luar negeri untuk menghindari pajak bea masuk Amerika Serikat dengan mengganti label "Made in China" dan memindahkan sentra produksi ke Vietnam, Serbia dan Meksiko. Kedua negara adidaya ekonomi itu terlibat dalam perang menyusul peningkatan bea masuk sebesar 25% untuk produk buatan Cina yang digagas Presiden AS, Donald Trump.

Untuk menghindari tarif tersebut perusahaan Cina yang memproduksi komponen kendaraan bermotor, ban, plastik dan tekstil memindahkan fasilitas produksi ke luar negeri agar tetap bisa mengekspor ke Amerika Serikat. HI Corp, produsen suku cadang kendaraan di Shenzen, misalnya sudah mengumumkan akan hijrah ke Vietnam.

"Adalah hal terelakkan jika tarif baru mendorong perusahaan menkaji ulang rantai pemasoknya di seluruh dunia. Karena daya saing mereka akan berkurang sebanyak 25% dalam semalam," kata Christopher Rogers dari Panjiva, lembaga analisa perdagangan di Amerika Serikat.

Fenomena perpidanahan rantai suplai dari Cina ke luar negeri sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun silam, ketika ongkos produksi dan upah buruh di Cina meningkat pesat. Tarif baru AS, kata pelaku usaha dan pengamat ekonomi, hanya mengobarkan api yang lebih besar.

"Ketegangan dagang antara Cina dan AS mempercepat tren global yang mengubah struktur rantai suplai di seluruh dunia," kata Cui Fan, Direktur Penelitian di China Society of WTO Studies, sebuah lembaga think tank yang berafiliasi dengan pemerintah. "Perpindahan fasilitas produksi padat karya bisa menciptakan kelangkaan lapangan kerja dan ini harus diawasi dengan ketat," imbuh Cui lagi.

Saat ini sudah banyak perusahaan asing yang memindahkan produksi dari Cina, mulai dari produsen mainan anak Hasbro, merek kamera Olympus atau produsen sepatu Deckers. Kini langkah serupa ditiru perusahaan lokal, seperti Zhejiang Hailide New Material yang selama ini memproduksi barang kebutuhan pabrik di provinsi Zhejiang, Cina.

"Saat ini semua sentra produksi kami berada di Cina. Untuk menghindari risiko anti-dumping dan kenaikan tarif, perusahaan kami memutuskan membangun pabrik di Vietnam," kata seorang pejabat eksekutif bulan lalu. "Kami berharap bisa mempercepat pembangunan dan di masa depan bisa memasok untuk pasar Amerika Serikat."

Hal serupa dilakukan sebuah perusahaan tekstil yang pindah ke Myanmar, produsen kasur yang kini membuka pabrik di Thailand dan sebuah perusahaan pembuat kendaraan elektrik roda dua yang hijrah ke Meksiko. Adapun produsen ban, Linglong Tyre, baru-baru ini mengumumkan akan membangun pabrik senilai 994 juta Dolar AS di Siberia, Rusia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×