kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hong Kong: Campur tangan AS dan Taiwan kipasi api protes di Hong Kong


Selasa, 09 Juni 2020 / 23:45 WIB
Hong Kong: Campur tangan AS dan Taiwan kipasi api protes di Hong Kong


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Menteri Keamanan Hong Kong John Lee Ka-chiu mengatakan, campur tangan Amerika Serikat (AS) dan Taiwan telah mengipasi api protes di Hong Kong dan memainkan peran dalam evolusi gerakan anti-pemerintah di bekas koloni Inggris ini.

Pada November tahun lalu, AS mengeluarkan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong, membuka jalan bagi sanksi ekonomi yang Presiden Donald Trump katakan bulan lalu akan negeri uak Sam luncurkan secara bertahap.

Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Selasa (9/6), Lee menyebutkan, undang-undang tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan merupakan "gangguan total" dalam urusan internal Hong Kong.

Baca Juga: China: UU Keamanan Hong Kong ibarat menginstal software anti-virus

“Dan tentu saja, seluruh protes terjadi selama Pemilihan (Presiden) Taiwan. Jadi, ada gangguan oleh kekuatan eksternal selama bulan-bulan aksi (protes) dan saya pikir kita bisa melihat itu,” kata dia.

Lee menyatakan, campur tangan dari AS dan Taiwan telah "pasti" mengubah arah gerakan anti-pemerintah, tetapi menolak untuk menguraikan bagaimana yurisdiksi-yurisdiksi tersebut telah memicu protes dan apakah mereka terlibat dalam pendanaan.

"Protes skala besar membutuhkan sumber daya, uang, dan perencanaan," ujar Lee yang menambahkan, ia telah mengamati peralatan pengunjuk rasa yang mereka beli lagi dan lagi.

Baca Juga: Meski dilarang, ribuan orang tetap peringati tragedi Tiananmen di Hong Kong

Lee percaya, gerakan itu sangat terorganisir ketika melakukan pembagian kerja, pengawasan penyebaran polisi, lalu cara para pemrotes menyerang dengan dukungan jalur pasokan, jaringan komando di darat, dan penggunaan sinyal tangan untuk komunikasi.

“Kami telah melihat advokasi kemerdekaan Hong Kong. Akhir-akhir ini kami telah melihat implikasi dari campur tangan asing pada urusan Hong Kong," sebut Lee.

Tapi, “Kami telah melihat penurunan kegiatan karena kurangnya sumber daya keuangan. Jadi, orang-orang harus benar-benar membuat analisis sendiri dan menarik kesimpulan sendiri tentang semua hal itu,” imbuhnya.

Baca Juga: Hong Kong kian panas, penghina lagu kebangsaan China didenda dan dipenjara tiga tahun

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam memperingatkan, pihaknya tidak bisa lagi menolerir "kekacauan" lebih lanjut, menyusul protes yang terus bergulir yang berakhir dengan kekerasan.

"Kita semua bisa melihat kesulitan yang telah kita lalui dalam satu tahun terakhir, dan karena situasi serius seperti itu, kita memiliki lebih banyak masalah yang harus dihadapi," kata Lam seperti dikutip Reuters.

"Kita perlu belajar dari kesalahan. Saya berharap, semua bisa belajar dari kesalahan, bahwa Hong Kong tidak tolerir lagi kekacauan seperti itu," ujarnya.

Baca Juga: China: Keputusan Amerika atas Hong Kong langgar aturan WTO




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×