Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Lee percaya, gerakan itu sangat terorganisir ketika melakukan pembagian kerja, pengawasan penyebaran polisi, lalu cara para pemrotes menyerang dengan dukungan jalur pasokan, jaringan komando di darat, dan penggunaan sinyal tangan untuk komunikasi.
“Kami telah melihat advokasi kemerdekaan Hong Kong. Akhir-akhir ini kami telah melihat implikasi dari campur tangan asing pada urusan Hong Kong," sebut Lee.
Tapi, “Kami telah melihat penurunan kegiatan karena kurangnya sumber daya keuangan. Jadi, orang-orang harus benar-benar membuat analisis sendiri dan menarik kesimpulan sendiri tentang semua hal itu,” imbuhnya.
Baca Juga: Hong Kong kian panas, penghina lagu kebangsaan China didenda dan dipenjara tiga tahun
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam memperingatkan, pihaknya tidak bisa lagi menolerir "kekacauan" lebih lanjut, menyusul protes yang terus bergulir yang berakhir dengan kekerasan.
"Kita semua bisa melihat kesulitan yang telah kita lalui dalam satu tahun terakhir, dan karena situasi serius seperti itu, kita memiliki lebih banyak masalah yang harus dihadapi," kata Lam seperti dikutip Reuters.
"Kita perlu belajar dari kesalahan. Saya berharap, semua bisa belajar dari kesalahan, bahwa Hong Kong tidak tolerir lagi kekacauan seperti itu," ujarnya.
Baca Juga: China: Keputusan Amerika atas Hong Kong langgar aturan WTO