Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ribuan pengunjuk rasa di Hong Kong menyalakan lilin dan meneriakkan slogan-slogan demokrasi pada Kamis (4/6) malam, ketika mereka menentang larangan pertemuan untuk memperingati insiden berdarah Lapangan Tiananmen 1989 di China.
Kerumunan pemrotes mengalir ke Victoria Park, yang telah menjadi tuan rumah acara peringatan tragedi Tiananmen 1989 selama tiga dekade terakhir, meneriakkan slogan-slogan, seperti "Akhiri satu aturan partai" dan "Demokrasi untuk China sekarang".
"Kami hanya mengingat orang-orang yang meninggal pada 4 Juni (1989), para mahasiswa yang terbunuh. Apa yang kami lakukan salah? Selama 30 tahun kami datang ke sini dengan damai dan wajar," kata Kitty, ibu rumahtangga berumur 70 tahun.
Baca Juga: Kian panas, Taiwan minta China akui insiden berdarah Tiananmen 1989
Melansir Channelnewsasia.com, unjuk rasa yang lebih kecil juga terjadi di seluruh Hong Kong. Polisi melakukan penangkapan di Distrik Mong Kok ketika mereka berusaha membubarkan demonstran.
"Beberapa pemrotes berpakaian hitam memblokir jalan di Mongkok, Hong Kong. Polisi sekarang melakukan penangkapan," kata Kepolisian Hong Kong di Twitter. Reuters melaporkan, polisi menggunakan semprotan merica untuk membubarkan pendemo.
Peringatan Tiananmen 1969 telah menyentuh saraf yang sangat sensitif di Hong Kong, setelah langkah China memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional dan pengesahan RUU yang menjatuhkan hukuman bagi yang tidak menghormati lagu kebangsaan Tiongkok.
Baca Juga: Taiwan desak China minta maaf atas insiden Tiananmen, Beijing: Omong kosong
Di Beijing, mengutip Channelnewsasia.com, keamanan di sekitar Lapangan Tiananmen, objek wisata populer di jantung Ibu Kota China, diperketat, dengan lebih banyak polisi terlihat dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Di Hong Kong, sejatinya pemerintah melarang peringatan insiden berdarah Lapangan Tiananmen 1989, dengan dalih memberlakukan pembatasan pertemuan untuk mencegah penyebaran virus corona baru. Ini larangan pertama kali sejak 30 tahun lalu.
Namun, ribuan orang bekas koloni Inggris itu, termasuk para pemimpin demokrasi terkemuka, tetap mengalir ke Victoria Park pada Kamis (4/6) malam dan menyalakan lilin untuk mengenang para korban Tiananmen 1989 dan sebagai tindakan perlawanan.