Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. HSBC mengumumkan rencana untuk menutup bisnis merger dan akuisisi (M&A) serta beberapa unit ekuitas di Eropa dan Amerika.
Langkah ini, yang diumumkan pada Selasa, merupakan bagian dari strategi pergeseran fokus ke Asia dan menjadi pemangkasan terbesar dalam perbankan investasi yang dilakukan HSBC dalam beberapa dekade.
"Tujuan kami adalah beralih ke model yang lebih kompetitif, terukur, dan berbasis pembiayaan," ujar CEO HSBC Bank Michael Roberts dalam memo kepada staf yang dilihat oleh Reuters.
Baca Juga: Ini Strategi Investasi Warren Buffett yang Ampuh Dijalankan Selama Beberapa Dekade
Ia menambahkan bahwa bank akan mempertahankan layanan M&A dan pasar modal ekuitas dengan cakupan lebih terbatas di Asia dan Timur Tengah.
Seorang juru bicara HSBC, yang berkantor pusat di Inggris dan mempekerjakan sekitar 220.000 orang secara global, mengonfirmasi isi memo tersebut.
Sejak krisis keuangan global, HSBC telah mengurangi operasinya di berbagai belahan dunia. Bank ini telah keluar dari berbagai bisnis perbankan konsumen yang kurang menguntungkan di sejumlah negara, termasuk Prancis, Yunani, dan Kanada.
Di bawah kepemimpinan CEO Georges Elhedery, yang menggantikan Noel Quinn pada September lalu, HSBC kini merombak unit konsultasi korporat dan pembuatan kesepakatan di Barat untuk meningkatkan profitabilitas serta memperkuat fokusnya di Asia, wilayah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap keuntungannya.
Baca Juga: Bocoran Warren Buffett: 2 Investasi Ini Bisa Melonjak dalam Beberapa Dekade ke Depan
Pada tahun 2024, HSBC menempati peringkat ke-14 dalam pendapatan dari perbankan investasi secara global, turun satu tingkat dibandingkan tahun sebelumnya, berdasarkan data dari LSEG. Pangsa pasar HSBC dalam sektor ini mencapai 1,5%, dengan mayoritas pendapatan berasal dari bisnis pembiayaan utang.
Belum diketahui berapa banyak posisi yang akan terdampak oleh kebijakan ini, besarnya potensi penghematan, atau kemungkinan relokasi bankir ke unit pembiayaan lain.
HSBC ingin memperkuat daya saingnya di sektor perbankan investasi, yang selama bertahun-tahun didominasi oleh bank-bank besar asal Amerika Serikat.
Para analis mempertanyakan bagaimana Elhedery dapat melakukan efisiensi tanpa mengorbankan status HSBC sebagai pemberi pinjaman grosir global dengan layanan penuh. HSBC akan tetap menjalankan operasi pasar modal utang dan pembiayaan akuisisi dengan leverage secara global.
Baca Juga: 1 Prinsip Abadi yang Menjadikan Warren Buffett Tajir Melintir selama Beberapa Dekade
Dalam memo kepada staf, Roberts mengakui bahwa keputusan ini dapat berdampak signifikan bagi bankir yang terlibat dalam penggalangan dana dan pembuatan kesepakatan, termasuk melalui penawaran umum perdana (IPO).
Pengumuman ini, yang bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek di Tiongkok, mengejutkan banyak pihak di industri perbankan.
Seorang bankir senior yang enggan disebutkan namanya mempertanyakan alasan restrukturisasi ini dan bagaimana HSBC akan mendukung bisnis pembiayaan utangnya tanpa divisi konsultasi M&A yang memadai.
Namun, beberapa analis dan mantan eksekutif HSBC menilai langkah ini sebagai keputusan yang tepat, mengingat bank tersebut selama bertahun-tahun mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnis ekuitasnya.
"Saya sudah tidak bisa menghitung berapa kali HSBC masuk dan keluar dari bisnis ekuitas di Inggris. Tampaknya mereka tidak pernah berhasil," kata Gary Greenwood, analis di Shore Capital.
Baca Juga: Korea Selatan Menghadapi Krisis Politik Terburuk dalam Beberapa Dekade Terakhir
"Pada akhirnya, bisnis ini membutuhkan biaya operasional yang besar. Jika tidak mampu menarik transaksi dan menghasilkan pendapatan yang cukup, maka akan lebih mudah mengalami kerugian," tambahnya.
Saham HSBC turun tipis sebesar 0,2% menjadi 822 pence pada pukul 11.46 Waktu setempat setelah pengumuman tersebut, dengan valuasi pasar sekitar 147 miliar poundsterling (US$ 183 miliar).
Dalam beberapa tahun terakhir, bank-bank Eropa lainnya juga telah melakukan langkah serupa dengan mengurangi aktivitas perbankan investasi global untuk lebih fokus pada pasar inti yang lebih menguntungkan.
Deutsche Bank dari Jerman telah menarik diri dari bisnis ekuitas, sementara UBS dari Swiss telah keluar dari beberapa unit perdagangan.
Beberapa pengamat menilai waktu pengumuman HSBC ini mengejutkan, mengingat aktivitas pasar modal diprediksi akan meningkat dalam waktu dekat, didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga dan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan di Barat, terutama setelah kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Singapura Bersiap untuk Persidangan Korupsi Terbesar dalam Beberapa Dekade Terakhir
"HSBC dijalankan dengan visi jangka menengah hingga panjang," kata Ben Toms, analis di RBC Capital Markets, kepada Reuters.
"Secara geografis, langkah ini mencerminkan pergeseran berkelanjutan dari Barat ke Timur, di mana pertumbuhan dan profitabilitas lebih tinggi."
Sebelumnya, Bloomberg telah melaporkan keputusan HSBC untuk menutup unit bisnis ini.