Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Huawei mengklaim perusahaannya akan selamat dari tekanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Sebaliknya, aksi yang dilakukan Presiden AS Donald Trump disebut justru bakal membahayakan lapangan kerja di negara tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Keamanan Siber Huawei yang juga mantan petinggi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Andy Purdy.
Kepada CNN, Purdy menyebut pemerintahan Trump telah mengambil langkah yang salah dalam melindungi negara karena justru akan merugikan perusahaan-perusahaan asal Amerika.
"Mengingat kerentanan Amerika Serikat di dunia maya, saya pikir pemerintah berupaya memberikan keamanan untuk Amerika. Tetapi mereka melangkah terlalu jauh," kata Purdy.
"Jika kami dipaksa untuk menempuh jalan yang penuh tantangan ini, kami akan baik-baik saja. Tetapi dalam jangka panjang, saya tidak tahu apakah Huawei akan kembali berbisnis di Amerika, dan saya pikir Amerika yang akan terluka," lanjut dia.
Pemerintah AS mengatakan perusahaan China tersebut telah menimbulkan risiko keamanan nasional karena pejabat pemerintah Beijing dapat menggunakan teknologinya untuk memata-matai orang Amerika. Huawei sendiri telah berulang kali membantahnya.
Akhirnya Gedung Putih memberlakukan pembatasan penggunaan dana pemerintah untuk membeli peralatan telekomunikasi Huawei dan melarang perusahaan Amerika menjual produknya ke Huawei.
Di sisi lain, Donald Trump mengatakan pemerintah AS akan melonggarkan larangan tersebut usai bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Meskipun masih belum jelas kapan pemasok Amerika dapat memulai kembali penjualan ke perusahaan tersebut.
Huawei sendiri membeli barang-barang buatan Amerika senilai US$ 11 miliar pada tahun 2018. Purdy mengatakan jika perusahaan tidak lagi dapat melakukan hal tersebut, maka yang akan kena getahnya adalah para pemasok dari Amerika seperti Google, Intel dan Qualcomm.
"Dampaknya terhadap lapangan pekerjaan Amerika akan sangat signifikan," kata Purdy.