Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Huawei Technologies Co Ltd meminta operator selular asal Amerika Serikat Verizon Communications Inc membayar komisi atas 230 lisensi hak paten yang dimiliki Huawei dengan nilai mencapai US$ 1 miliar. liseni hak paten tersebut diduga mencakup peralatan jaringan inti, infrastruktur sambungan internet.
Reuters, Rabu (12/6) melaporkan pada Februari lalu, petinggi Huawei bagian lisensi properti intelektual telah menyatakan Verizon mesti menyelesaikan masalah pelanggaran paten ini.
Sementara sebelumnya The Wall Street Journal juga telah melaporkan pelanggaran paten ini melibatkan lebih dari 20 vendor perusahaan peralatan teknologi asal Amerika yang bekerjasama dengan Verizon.
Meski demikian, hanya Verizon yang hanya diminta untuk membayar lisensi tersebut. Sumber Reuters bilang hal ini disebabkan Huawei sejatinya telah mendekati para vendor tersebut. Makanya para vendor juga menuntut Verizon membayar Huawei.
Perwakilan Huawei dan Verizon pun telah melakukan pertemuan terkait masalah ini pada minggu lalu. Sayangnya ketika dikonfirmasi Reuters, Juru Bicara Verizon Rich Young enggan memberikan tanggapan, sebab menurutnya masalah ini bisa berujung ke jalur hukum.
Pun Young menilai, perselisihan antar dua raksasa teknologi dunia ini sejatinya bukan masalah pelanggaran paten, melainkan soal makin panasnya perang dagang dan Amerika.
“Masalah ini lebih besar daripada yang dihadapi oleh Verizon saja mengingat meluasnya konteks geopolitik, segala masalah yang berhubungan dengan Huawei akan berdampak kepada seluruh industri dan juga menyangkut kepentingan nasional dan internasional,” kata Young.
Setahun terakhir Huawei memang terus disudutkan oleh Garda Nasional Amerika yang menilai peralatan produksi Huawei macam router, dan switcher dapat mengakses komunikasi militer Amerika. Meskipun Huawei telah berkali-kali membantah hal ini.
Pemerintah Amerika bergeming, bulan lalu huawei justru dimasukkan dalam daftar hitam yang tidak diperbolehkan melakukan bisnis dengan perusahaan asal Amerika. Parahnya, kini Amerika juga tengah menyiapkan upaya mengekstradisi Chief Financial Executive Huawei Meng Wanzhou dari Kanada. Wanzhou ditangkap Desember lalu di Vancouver Kanada atas surat perintah dari Amerika.