kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Hubungan China-Australia di ujung tanduk, penyebabnya saling tuduh soal corona


Selasa, 05 Mei 2020 / 10:22 WIB
Hubungan China-Australia di ujung tanduk, penyebabnya saling tuduh soal corona


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Hubungan antara China dan Australia adalah salah satu yang "paling penting" di dunia. Akan tetapi, miliarder tambang Australia Andrew Forrest mengingatkan, hubungan itu kini berada di ujung tandyk akibat saling menyalahkan terkait virus corona.  

Forrest, CEO Fortescue Metals Group, salah satu pemasok bijih besi terbesar ke China, mengatakan langkah pemerintah Australia yang menunjuk perusahaan China yang berbasis di Australia untuk pengiriman masker wajah ke China awal tahun ini adalah tindakan yang "bukan Australia."

Pernyataannya itu diungkapkan ketika pertikaian diplomatik baru meledak antara kedua negara atas desakan pemerintah Australia untuk penyelidikan internasional yang independen mengenai asal-usul wabah virus corona, sebuah upaya yang dilihat Beijing sebagai langkah manuver politik untuk mencoreng China di mata dunia internasional.

Baca Juga: Laporan intelijen: Sentimen global anti-Tiongkok di titik tertinggi sejak Tiananmen

"Pandemi bisa dimulai di mana saja dan dari mana asalnya bukanlah statistik yang penting. Covid-19 adalah kesempatan bagi dunia untuk bekerja bersama," kata Forrest dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post.

Mengutip South China Morning Post, China telah memberi Australia banyak bantuan dalam perjuangannya untuk mengendalikan Covid-19, khususnya menyediakan pasokan peralatan medis, katanya.

Menurut Forrest, sejak Januari, ketika wabah pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China tengah, pengiriman peralatan perlindungan pribadi ke Australia dari China lebih banyak daripada pengiriman yang mengarah ke arah sebaliknya.

Baca Juga: Inggris: China punya pertanyaan soal virus corona yang harus mereka jawab

Ketegangan meletus pada awal bulan lalu saat perusahaan-perusahaan Australia yang didukung China telah membeli sejumlah besar masker medis dan mengirimkannya ke China sebagai bantuan kemanusiaan. Hal ini yang membuat cadangan masker Australia mengering di saat-saat paling dibutuhkan.

Forrest membela perusahaan China yang mengekspor masker dari Australia, dengan alasan pengiriman didasarkan pada praktik bisnis normal. "Perusahaan-perusahaan China yang mengirim masker kembali ke China pada Januari bertindak di pasar hukum yang tepat, mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan ... ini hanya apa yang Anda lakukan untuk membantu negara lain (yang membutuhkan)," kata Forrest.

Baca Juga: China siaga tinggi di Laut China Selatan, sebut Amerika sebagai biang onar!

Tetapi sebelum tuduhan itu meledak, pemerintah Australia bulan lalu meningkatkan upayanya untuk menyelidiki penyebab virus corona, termasuk penanganan China terhadap wabah awal di Wuhan. Australia berusaha untuk menggalang sekutu seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis untuk bergabung dalam upaya itu bahkan ketika mereka terus berjuang sendiri untuk menahan penyebaran Covid-19.

Langkah inilah yang mendorong duta besar China untuk Australia, Cheng Jingye, mengeluarkan peringatan bahwa publik China dapat memboikot anggur dan daging sapi Australia jika Canberra mendorong penyelidikan tentang asal-usul virus corona. Pernyataan ini yang kemudian ditafsirkan oleh tokoh senior pemerintah Australia sebagai ancaman pembalasan ekonomi.

Peningkatan ketegangan yang cepat antara kedua negara menyoroti tindakan penyeimbang yang berbahaya antara transaksi bisnis Australia dengan dan kebijakan luar negerinya terhadap China.

Baca Juga: Corona bikin aktivitas pabrik di Asia lesu, PMI sentuh level terendah sejak krisis

Saat ditanya apakah pebisnis Australia cenderung "memihak" China karena ketergantungan mereka pada negara tersebut untuk keuntungan mereka, Forrest menjawab. “China telah menjadi teman saya dan akan selalu menjadi teman saya. Saya memiliki hak istimewa untuk mengenal Tiongkok dan ... sudah lebih dari 30 tahun, Anda bisa mengenal hati orang-orang China dengan baik."

Mengutip South China Morning Post, China tetap menjadi tujuan ekspor terbesar Australia, terutama untuk mineral seperti bijih besi dan batubara. Selain itu, turis dan pelajar Tiongkok adalah sumber pendapatan penting bagi negara. Bijih besi, khususnya, merupakan impor dan sumber daya penting bagi China terutama untuk industri produksi baja yang besar.

Baca Juga: China ingin rilis pesawat bomber siluman jarak jauh anyar, tapi cemas akan hal ini

Tahun lalu, menurut laporan tahunan perusahaan tahun 2019, 93% pendapatan Fortescue yang nilainya hampir A$ 10 miliar (US$ 6,4 miliar) dari penjualan bijih besi berasal dari China.

James Laurenceson, direktur Australia-China Relations Institute, menilai pernyataan yang dibuat oleh duta besar Cheng itu bukan ancaman besar seperti yang dirasakan oleh media Australia dan para politisi. Akan tetapi merupakan peringatan lunak akan potensi bahayanya, Laurenceson menambahkan.

“Sebagai seorang diplomat, Cheng bisa mengesampingkan konsekuensi apa pun untuk ekspor Australia. Atau mengatakan bahwa China akan tetap mendukung ikatan perdagangan. Tapi area yang dia pilih untuk diternakkan adalah anggur dan daging sapi. Ini adalah area yang memiliki pengaruh China,” kata Laurenceson.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×