Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Hujan yang terus mengguyur wilayah Central Highlands, Vietnam sentra produksi robusta terbesar dunia masih menghambat proses pemetikan dan pengeringan kopi, menurut para pedagang pada Kamis (4/12/2025).
Sementara itu, premi kopi robusta Indonesia cenderung melemah seiring menipisnya stok.
Di Central Highlands, petani menjual biji kopi pada kisaran 102.800–103.800 dong (US$3,90–US$3,94) per kg, turun dari 110.500–111.500 dong sepekan sebelumnya.
Baca Juga: Trump Setujui Mobil Kei Jepang Dijual di AS, Meski Dinilai Berbahaya di Jalan Raya
“Petani baru memanen sekitar 50%–60% dari total tanaman. Biji sudah mulai masuk, tetapi hujan membuat proses pengeringan terhambat,” ujar seorang pedagang di kawasan tersebut.
Pedagang lain menambahkan, curah hujan tinggi berpotensi menurunkan kualitas dan meningkatkan proporsi biji gelap.
Harga robusta untuk pengiriman Maret ditutup melemah US$7 menjadi US$4.212 per ton pada Rabu.
Pedagang menawarkan robusta grade 2 kadar cacat 5% dengan diskon US$160–US$170 per ton terhadap kontrak LIFFE Maret, sementara pedagang lain mencatat diskon lebih dalam hingga US$200.
Dari Indonesia, premi robusta Sumatra turun menjadi US$90 terhadap kontrak Desember, dari US$130 pekan sebelumnya.
Baca Juga: Meski Klaim Turun, Konsumsi Alkohol Warga AS Tetap Tinggi Sejak 1975
Pedagang lain mencatat premi US$20 terhadap kontrak Maret, naik dari US$10 pekan lalu.
“Stok kopi di Lampung mulai menipis, sementara panen berikutnya baru dimulai pada Agustus,” kata salah satu pedagang.
Ekspor biji kopi robusta Sumatra pada Oktober tercatat 36.455,8 ton, turun 2,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan data kantor dagang setempat.













