Sumber: Telegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan jaringan terowongan bawah tanah yang dibangun oleh Hamas telah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya militer Israel di Jalur Gaza.
Terowongan ini, yang sering kali dijuluki sebagai "Metro Gaza", bukan hanya sekadar jalur transportasi bagi pejuang Hamas, tetapi juga bagian integral dari strategi perang gerilya mereka.
Pada awal Agustus 2024, IDF mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sebuah terowongan besar yang dibangun oleh Hamas, terletak dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir.
Terowongan ini memiliki tinggi sekitar 9 kaki dan tampaknya dirancang untuk memungkinkan kendaraan melewatinya. Lokasi terowongan ini berada di Koridor Philadelphia, sebuah jalur strategis yang berada di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, yang telah menjadi area yang sangat diperebutkan sejak diambil alih oleh Israel pada Mei 2024.
Baca Juga: AS dan Aliansinya Bersiap Lindungi Israel dari Ancaman Iran
Koridor Philadelphia: Jalur Strategis yang Diperebutkan
Koridor Philadelphia adalah nama sandi yang digunakan oleh militer Israel untuk menyebut jalur sepanjang perbatasan Gaza-Mesir yang memiliki nilai strategis tinggi.
Sejak pengambilalihan area ini pada Mei 2024, Israel telah berupaya keras untuk menetralkan ancaman yang ditimbulkan oleh jaringan terowongan Hamas yang tersebar di seluruh wilayah tersebut.
Penemuan terowongan besar ini merupakan salah satu temuan paling signifikan dalam upaya Israel untuk menghancurkan infrastruktur bawah tanah yang telah lama menjadi salah satu alat utama Hamas dalam melancarkan serangan dan menyelundupkan senjata.
Setelah menemukan terowongan besar ini, IDF segera mengerahkan pasukan untuk menyelidiki dan menetralkan jalur bawah tanah tersebut. Proses ini melibatkan penghancuran struktur terowongan dengan menggunakan berbagai metode, termasuk bahan peledak dan peralatan berat.
Selain terowongan yang baru ditemukan ini, IDF juga melaporkan bahwa mereka telah menemukan jalur bawah tanah besar lainnya yang masih dalam proses investigasi dan penetralan.
Dampak Strategis dari Penghancuran Terowongan
Penghancuran terowongan bawah tanah ini memiliki dampak strategis yang signifikan bagi kedua belah pihak. Bagi Hamas, terowongan-terowongan ini adalah alat penting untuk menghindari serangan udara Israel, menyelundupkan senjata, dan memfasilitasi pergerakan pejuang mereka di bawah tanah.
Dengan menghancurkan terowongan ini, Israel berharap dapat melemahkan kemampuan operasional Hamas dan memutus rantai suplai mereka.
Sejak awal serangan besar Israel di Gaza, menghancurkan jaringan terowongan Hamas telah menjadi salah satu tujuan utama yang sulit dicapai. Diperkirakan jaringan terowongan ini membentang sepanjang 310 mil dengan sekitar 5.700 lubang masuk yang tersebar di seluruh wilayah Gaza. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan Israel sebelum 7 Oktober 2023.
Jaringan terowongan Hamas bukanlah struktur sederhana. Terowongan ini dibangun dengan dinding beton yang diperkuat dan mencakup berbagai fasilitas, termasuk gudang senjata, pos komando, serta jalur transportasi bagi para pejuang.
Bahkan, beberapa terowongan dikabarkan memiliki kedalaman hingga sepuluh lantai di bawah tanah, membuat mereka hampir tidak dapat diakses oleh serangan udara atau operasi militer biasa.
Baca Juga: Israel Mengebom Dua Sekolah di Gaza, Anak-anak Terbunuh
Jaringan terowongan yang luas ini sering disebut sebagai "Metro Gaza", mencerminkan skala dan kompleksitasnya. Terowongan-terowongan ini dirancang untuk memfasilitasi perang gerilya, di mana pasukan Hamas dapat bersembunyi, melancarkan serangan mendadak, dan kembali menghilang ke dalam labirin yang hampir tidak bisa ditembus.
Taktik ini telah menantang upaya Israel untuk menangkap pemimpin Hamas dan menyelamatkan sandera yang masih hidup.
Meskipun upaya besar-besaran telah dilakukan oleh Israel untuk menghancurkan jaringan terowongan ini, beberapa faktor telah membuat tugas ini sangat sulit. Kedalaman dan skala terowongan yang sangat besar, ditambah dengan berbagai jebakan dan ambush yang dipasang oleh Hamas, menciptakan medan perang yang sangat berbahaya bagi pasukan Israel.
Selain itu, tekanan internasional yang semakin meningkat untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir sepuluh bulan ini menambah kesulitan bagi militer Israel dalam menyelesaikan misinya.
Proyeksi Jangka Panjang untuk Penetralan Terowongan
Pejabat Israel kini percaya bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menghancurkan seluruh jaringan terowongan Hamas. Namun, militer Israel mungkin tidak memiliki waktu sebanyak itu, mengingat tekanan internasional untuk segera mengakhiri konflik ini.
Menurut laporan dari otoritas Gaza, perang ini telah menewaskan lebih dari 39.500 warga Palestina, yang semakin memperumit situasi diplomatik dan militer di wilayah tersebut.
Pada Juli 2024, penilaian dari IDF mengungkapkan bahwa sebagian besar jaringan terowongan Hamas masih berada dalam kondisi yang baik di banyak bagian Gaza, termasuk di Rafah.
Bahkan, beberapa terowongan di Khan Younis dilaporkan sudah mulai diperbaiki, menunjukkan bahwa Hamas terus berupaya untuk mempertahankan infrastruktur bawah tanah mereka meskipun menghadapi serangan besar-besaran dari Israel.