kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ikut jejak AS, Australia tolak klaim China di Laut China Selatan


Sabtu, 25 Juli 2020 / 18:29 WIB
Ikut jejak AS, Australia tolak klaim China di Laut China Selatan
ILUSTRASI. USS Bunker Hill bergerak ke posisi untuk melakukan serial latihan menembak bersama dengan kapal perang Australia HMAS Parramatta selama transit baru-baru ini di Laut China Selatan, dalam foto selebaran 14 April 2020.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Australia bergabung dengan Amerika Serikat (AS) menyatakan, klaim China di Laut China Selatan tidak mematuhi hukum internasional, deklarasi yang kemungkinan akan membuat marah Beijing.

AS bulan ini menolak klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan, yang menuai kritik dari China dengan mengatakan posisi Washington meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

Australia, dalam sebuah deklarasi yang mereka ajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/7), menyatakan mereka juga menolak klaim maritim China di sekitar pulau-pulau yang diperebutkan di Laut Cina Selatan. Sebab, tidak konsisten dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut. 

Baca Juga: China perintahkan penutupan, staf Konsulat AS di Chengdu mulai kosongkan kantor

"Australia menolak klaim China untuk hak bersejarah atau hak dan kepentingan maritim sebagaimana ditetapkan dalam praktik panjang sejarah di Laut China Selatan," kata Australia dalam deklarasi yang mereka ajukan ke PBB seperti dikutip Reuters.

Australia juga mengatakan, tidak menerima pernyataan China bahwa kedaulatannya atas Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly "mendapat pengakuan secara luas dari masyarakat internasional", mengutip keberatan dari Vietnam dan Filipina.

Cina mengklaim 90% perairan yang berpotensi kaya energi, tetapi Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya di Laut China Selatan.

Perdagangan dengan nilai mencapai US$ 3 triliun melewati Laut China Selatan setiap tahun. China telah membangun pangkalan di atas atol di wilayah tersebut tetapi mengatakan niatnya damai.

Baca Juga: Tegang, sekelompok orang didampingi pejabat AS paksa masuk Konsulat China di Houston



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×