kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.284   131,92   1,62%
  • KOMPAS100 1.151   22,12   1,96%
  • LQ45 828   21,76   2,70%
  • ISSI 292   4,54   1,58%
  • IDX30 434   11,86   2,81%
  • IDXHIDIV20 494   12,54   2,61%
  • IDX80 128   3,09   2,47%
  • IDXV30 137   3,04   2,27%
  • IDXQ30 138   3,65   2,71%

Ikuti Hasrat Anda! Nasihat yang Cocok Bagi Mereka yang Sudah Bebas Finansial


Selasa, 22 Juli 2025 / 13:15 WIB
Ikuti Hasrat Anda! Nasihat yang Cocok Bagi Mereka yang Sudah Bebas Finansial
Scott Galloway, seorang wirausahawan serial dan profesor pemasaran di Stern School of Business, Universitas New York. Hak Cipta NYU Purchase Licensing Rights


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Penulis buku terlaris sekaligus pengusaha Scott Galloway menyebut nasihat “ikuti hasrat Anda” sebagai saran karier terburuk yang sering diberikan oleh para orang kaya.

Menurutnya, nasihat itu hanya cocok diucapkan oleh mereka yang sudah berada dalam posisi finansial aman.

“Siapa pun yang menyuruh Anda mengikuti hasrat, kemungkinan besar sudah kaya,” ujar Galloway dalam serial video The Path di LinkedIn pada 3 Juni 2025 seperti dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (22/7).

Ia menegaskan, mengikuti hasrat tanpa mempertimbangkan realitas bisa menjadi bumerang, terutama bagi mereka yang baru memulai karier.

Baca Juga: Ini Cara Bebas Finansial dengan Punya Multi-Income

Galloway dibesarkan di Los Angeles oleh seorang ibu tunggal, dengan penghasilan keluarga yang tidak pernah melebihi US$ 40.000 per tahun.

Awalnya ia berharap bisa meraih kebebasan finansial lewat dunia olahraga. Namun, setelah menyadari bahwa ia tidak memiliki masa depan sebagai atlet profesional, ia lulus dari UCLA dan bekerja sebagai analis di Morgan Stanley, sebuah pekerjaan yang segera disadarinya tidak cocok dengan kemampuannya.

Ia lalu beralih ke dunia wirausaha, mendirikan perusahaan pemasaran Prophet pada 1992 dan menjualnya seharga US$ 33 juta  satu dekade kemudian.

Pada 2010, ia mendirikan perusahaan riset L2 yang kemudian diakuisisi pada 2017 dengan nilai lebih dari US$ 130 juta.

Menurut Galloway, keberhasilan tidak datang dari mengikuti hasrat secara membabi buta, melainkan dari menggabungkan keterampilan yang dimiliki dengan peluang yang bisa menghasilkan uang.

Baca Juga: Jenis Investasi yang Cocok untuk Umur 53 Tahun dan Tips Cerdas Mengelola Dana Pensiun

“Saya melamar ke 29 pekerjaan setelah lulus, dan hanya mendapat satu tawaran,” katanya. “Kunci keberhasilan saya adalah kemampuan bertahan dalam menghadapi penolakan.”

Pandangan Galloway sejalan dengan pernyataan CEO Mastercard, Michael Miebach. Dalam wawancara dengan pemimpin redaksi LinkedIn, Daniel Roth, Miebach mengatakan bahwa hasrat penting, tetapi tidak cukup. Ia mendorong anak muda untuk mencari titik temu antara hasrat, keahlian, dan hal yang dibutuhkan dunia.

“Apa yang benar-benar Anda kuasai? Apa yang membedakan Anda?” ujarnya.

Proses menemukan kekuatan dan keahlian tidak terjadi seketika, bahkan sering melibatkan kegagalan. Misalnya, seorang produser berita yang diberhentikan bisa saja menemukan bakat barunya dalam membuat film dokumenter, beralih dari berita pendek ke penceritaan panjang.

Baca Juga: Tanpa Potongan, Ini 5 Jenis Tabungan Bank Konvensional yang Bebas Admin Bulanan

Psikolog dari Universitas Yale, Laurie Santos, menyarankan untuk mengadopsi growth mindset, atau pola pikir berkembang. Dengan pendekatan ini, setiap kegagalan menjadi peluang belajar untuk meningkatkan diri dan mengambil langkah lebih baik di masa depan.

“Dengan pola pikir berkembang, kita belajar bagaimana menjadi lebih baik di kemudian hari,” kata Santos kepada CNBC Make It pada 2023.


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×