kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.600   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.001   -65,78   -0,82%
  • KOMPAS100 1.098   -5,25   -0,48%
  • LQ45 769   -3,35   -0,43%
  • ISSI 287   -2,38   -0,82%
  • IDX30 402   -1,08   -0,27%
  • IDXHIDIV20 453   -1,71   -0,38%
  • IDX80 121   -0,88   -0,73%
  • IDXV30 129   -1,80   -1,38%
  • IDXQ30 127   0,24   0,19%

IMF: 2009, Perekonomian Timteng Akan Melorot 50%


Senin, 11 Mei 2009 / 13:14 WIB


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

RIYADH. Badan Moneter Internasional (IMF) memprediksi, pertumbuhan ekonomi di Timur Tengah akan mengalami penurunan hingga 50% pada tahun ini. Dengan adanya prediksi tersebut, IMF mengimbau agar negara-negara di kawasan tersebut segera meningkatkan anggaran belanja pemerintah untuk menstimulasi perekonomiannya.

Menurut IMF dalam laporan Regional Economic Outlook yang dirilis Minggu (10/5) kemarin, perekonomian tiga negara produsen minyak terbesar dunia yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait, akan mengalami kontraksi seiring dengan rendahnya harga energi dunia. Melorotnya harga energi akan memaksa perusahaan berbasis energi untuk memangkas produksinya. Masalah lainnya, negara Timur Tengah saat ini juga tengah menghadapi ketatnya pengucuran kredit ke sektor swasta.

IMF juga bilang, untuk kawasan Timur Tengah secara keseluruhan, PDB diproyeksikan tumbuh 2,6% tahun ini. Angka tersebut turun dari tahun 2008 yang PDB-nya tumbuh 5,7%. Arab Saudi akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,9%. Sebagai perbandingan, tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi mencapai 4,6%.

“Anjloknya harga minyak secara langsung berdampak pada perekonomian negara-negara eksportir minyak, di mana pendapatan minyak akan jauh lebih rendah pada tahun ini dibanding tahun lalu,” jelas IMF.

Sementara itu, menurut prediksi IMF, perekonomian Uni Emirat Arab akan mengalami kontraksi 0,6% setelah tumbuh 7,4% pada tahun lalu. Sedangkan perekonomian Kuwait diproyeksi akan mengalami tekanan sebesar 1,1% setelah pada tahun lalu tumbuh 6,3% di 2008.

Asal tahu saja, negara-negara di Timur Tengah saat ini terpukul akibat resesi pertama dalam enam dekade yang dialami AS, Jepang dan Jerman seiring anjloknya harga minyak di level US$ 90 per barel dari rekor tertingginya pada Juli lalu. Selain itu, bank-bank internasional juga sudah menghentikan pengucuran pinjaman ke perusahaan-perusahaan lokal. Belum lagi, importir minyak di kawasan tersebut juga terpukul akibat anjloknya investasi asing di kawasan tersebut.

“Poin dasar kami adalah para investor harus menabung untuk hari hujan. Saat ini kondisinya benar-benar hujan,” jelas Masood Ahmed, Middle East Director IMF.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Arab Saudi mengakui, perekonomiannya akan mengalami defisit sebesar 65 miliar real atau US$ 17 miliar tahun ini. Pasalnya, negara kerajaan itu berupaya mempertahankan anggaran fiskal untuk pembangunan infrastruktur dan menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintahan Saudi berencana menggelontorkan dana sebesar US$ 400 miliar dalam lima tahun ke depan untuk menggairahkan kembali perekonomiannya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×