kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IMF: 3 Mesin Utama Melambat, Ekonomi Global Hadapi Tahun yang Sulit di 2023


Senin, 02 Januari 2023 / 05:38 WIB
IMF: 3 Mesin Utama Melambat, Ekonomi Global Hadapi Tahun yang Sulit di 2023
ILUSTRASI. IMF Managing Director Kristalina Georgieva bilang, perekonomian di tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang baru saja kita tinggalkan. REUTERS/Michele Tanntussi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Untuk sebagian besar ekonomi global, 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa dan China - semuanya mengalami aktivitas ekonomi yang melemah. Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. 

Melansir Reuters, Georgieva bilang, tahun baru akan menjadi lebih sulit daripada tahun yang baru saja kita tinggalkan.

"Mengapa? Karena tiga ekonomi besar - AS, UE, dan China - semuanya melambat secara bersamaan," katanya.

Pada bulan Oktober, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023. Hal ini mencerminkan hambatan yang terus berlanjut dari perang di Ukraina, tekanan inflasi tinggi, dan suku bunga tinggi yang direkayasa oleh bank sentral seperti Federal Reserve AS.

Sejak itu, China telah membatalkan kebijakan nol-COVID dan memulai pembukaan kembali ekonominya yang kacau, meskipun konsumen di sana tetap waspada ketika kasus virus corona melonjak. 

"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada di bawah atau di bawah pertumbuhan global," kata Georgieva.

Baca Juga: Rupiah Sulit Melesat Kendati Fundamental Kuat

Selain itu, infeksi COVID yang tak terkendali di China diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Menurutnya, kemungkinan hal itu akan semakin memukul ekonomi China tahun ini dan menyeret pertumbuhan regional dan global.

"Saya berada di China minggu lalu, dan berada di kota di mana tidak ada COVID," katanya. "Tapi itu tidak akan bertahan begitu orang mulai bepergian."

Dia menambahkan, "Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi China, dan dampaknya terhadap pertumbuhan China akan negatif, dampaknya terhadap kawasan akan negatif, dampak terhadap pertumbuhan global akan negatif," katanya.

Dalam perkiraan bulan Oktober, IMF mematok pertumbuhan produk domestik bruto China tahun lalu sebesar 3,2% - setara dengan prospek global IMF untuk tahun 2022. 

Baca Juga: Mengukur Ketahanan Ekonomi dan Sistem Keuangan Indonesia Hadapi Ancaman Resesi 2023



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×