kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

IMF: Inflasi dan Utang Masih Jadi Tantangan Ekonomi Global di Tengah Tren Positif


Kamis, 27 Juli 2023 / 13:48 WIB
IMF: Inflasi dan Utang Masih Jadi Tantangan Ekonomi Global di Tengah Tren Positif
ILUSTRASI. Euro, dolar Hong Kong, dolar AS, yen Jepang, pound, dan uang kertas Cina 100 yuan


Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dalam laporan terbaru yang dirilis hari Selasa (25/7), Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun 2023 dari 2,8% menjadi 3%. Meskipun demikian, IMF meyakinkan bahwa inflasi dan utang masih akan tetap menjadi tantangan sulit.

Untuk tahun depan, IMF melihat prospek ekonomi global tetap tidak berubah. Namun, mereka memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk merayakannya dengan banyak tantangan yang membayangi.

Daniel Leigh, kepala divisi Studi Ekonomi Dunia di Departemen Riset IMF, kepada CNA mengatakan, saat ini telah terjadi pertumbuhan dalam kondisi yang berbeda antara ekonomi maju dan berkembang.

Baca Juga: IMF: Indonesia Jadi Negara dengan PDB Terbesar di ASEAN

"Perekonomian maju adalah yang memimpin perlambatan. 93% negara maju mengalami pertumbuhan lebih lambat tahun ini dibandingkan tahun depan. Kami mencatat penurunan pertumbuhan dari 2,7% menjadi 1,5% untuk ekonomi maju. Beberapa di antaranya, seperti Jerman, malah mengalami pertumbuhan negatif," kata Leigh.

Lebih lanjut, Leigh mengatakan pasar negara berkembang dan negara berkembang memiliki pertumbuhan yang lebih stabil yang diperkirakan sebesar 4% untuk tahun depan.

Terkait tantangan inflasi, Leigh mengatakan bahwa inflasi global turun lebih cepat dari yang diperkirakan, yaitu dari 8,7% pada 2022 menjadi 6,8% tahun ini.

IMF melihat bahwa penurunan inflasi akan berlanjut pada tahun depan, namun baru akan sanggup mendekati target sekitar dua sampai tiga tahun lagi.

Baca Juga: India Diprediksi Jadi Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Tercepat di Tahun 2023

"IMF telah sedikit merevisi proyeksi inflasinya ke bawah untuk memperhitungkan China, yang merupakan seperlima dari ekonomi dunia, dan yang tingkat inflasinya di bawah target. Penurunan inflasi akan berlanjut pada tahun depan, namun baru mendekati level target pada 2025 atau 2026," lanjut Leigh.

Melihat prediksi itu, Leigh memperingatkan bahwa bank sentral harus memperketat kebijakan moneter sampai inflasi terus turun mendekati target.

Selain inflasi, tingkat utang juga menjadi perhatian IMF, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah. Leigh bahkan mengatakan bahwa utang dan leverage perusahaan di Asia sudah meningkat sebelum pandemi.

"Utang sangat mendapat perhatian, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah. Pertumbuhan yang lebih rendah dan suku bunga yang lebih tinggi membuat beberapa dari mereka hampir gagal bayar atau sudah dalam kesulitan utang," katanya.




TERBARU

[X]
×