kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

IMF: Kecerdasan Buatan (AI) Hantam Tenaga Kerja Seperti Tsunami


Selasa, 14 Mei 2024 / 07:12 WIB
IMF: Kecerdasan Buatan (AI) Hantam Tenaga Kerja Seperti Tsunami
ILUSTRASI. Menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Senin (13/5/2024), kecerdasan buatan menghantam pasar tenaga kerja global seperti tsunami. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Menurut Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva pada Senin (13/5/2024), artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menghantam pasar tenaga kerja global seperti "tsunami".

Mengutip Reuters, Georgieva dalam sebuah acara di Zurich mengatakan, kecerdasan buatan kemungkinan akan berdampak pada 60% pekerjaan di negara-negara maju dan 40% pekerjaan di seluruh dunia dalam dua tahun ke depan.

“Kita hanya mempunyai sedikit waktu untuk mempersiapkan masyarakat dan dunia usaha untuk menghadapinya,” katanya pada acara yang diselenggarakan oleh Swiss Institute of International Studies, yang berafiliasi dengan Universitas Zurich.

Dia menambahkan, “Hal ini dapat membawa peningkatan produktivitas yang luar biasa jika kita mengelolanya dengan baik, namun hal ini juga dapat menyebabkan lebih banyak misinformasi dan, tentu saja, semakin besarnya kesenjangan dalam masyarakat kita.”

Georgieva mengatakan, perekonomian dunia menjadi lebih rentan terhadap guncangan dalam beberapa tahun terakhir, akibat pandemi global pada tahun 2020, serta perang di Ukraina.

Meskipun ia memperkirakan akan ada lebih banyak guncangan, khususnya akibat krisis iklim, namun ekonomi dunia tetap memiliki ketahanan yang baik.

Baca Juga: Teknologi AI Generatif Microsoft Perkuat Layanan Aplikasi OneSmile 4.0 bagi BSD City

“Kita tidak berada dalam resesi global,” kata Georgieva.

Padahal, lanjutnya, tahun lalu ada kekhawatiran bahwa sebagian besar perekonomian akan tergelincir ke dalam resesi, namun hal itu tidak terjadi. 

"Inflasi yang menghantam kita dengan kekuatan yang sangat kuat kini sedang menurun, hampir di semua tempat," tambahnya.

Ketua Bank Nasional Swiss Thomas Jordan, yang juga berbicara pada acara tersebut, mengatakan perjuangan melawan inflasi di Swiss kini sudah jauh maju.

Inflasi naik menjadi 1,4% pada bulan April, kenaikan harga selama 11 bulan berturut-turut berada dalam kisaran target SNB 0-2%.

Baca Juga: Microsoft: Peluang Ekonomi Kecerdasan Buatan di Indonesia Mencapai US$ 336 Miliar

“Prospek inflasi jauh lebih baik. Tampaknya dalam beberapa tahun ke depan, inflasi benar-benar bisa berada pada kisaran stabilitas harga yang sama,” kata Jordan.

“Tetapi ada banyak ketidakpastian,” tutupnya.




TERBARU

[X]
×