Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru menurun pada pekan lalu, menandakan bahwa pertumbuhan lapangan kerja tetap stabil di bulan Juli.
Namun demikian, beberapa pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) masih mengalami masa pengangguran yang panjang akibat melambatnya laju perekrutan.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (17/7) melaporkan bahwa klaim awal tunjangan pengangguran turun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir 12 Juli setelah disesuaikan secara musiman.
Baca Juga: Trump Mengatakan Coca-Cola Setuju Menggunakan Gula Tebu Asli di Amerika Serikat
Angka ini lebih rendah dibanding proyeksi ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan klaim akan berada di 235.000.
Penutupan sementara pabrik perakitan kendaraan bermotor, termasuk untuk pemeliharaan dan penyesuaian tahunan produksi model baru, kemungkinan turut memengaruhi data ini.
Produsen mobil biasanya menghentikan sementara produksi pada musim panas, tetapi perbedaan waktu antar perusahaan bisa mengganggu model penyesuaian musiman pemerintah.
Secara umum, jumlah PHK masih tergolong rendah. Namun ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan perdagangan membuat banyak perusahaan ragu untuk menambah pekerja.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan bahwa tarif impor yang lebih tinggi akan berlaku mulai 1 Agustus untuk sejumlah negara seperti Meksiko, Jepang, Kanada, Brasil, serta Uni Eropa.
Pada April lalu, Trump telah memberlakukan tarif 10% atas hampir seluruh barang impor, seraya memberi waktu 90 hari bagi negara-negara mitra untuk merundingkan kesepakatan perdagangan.
Baca Juga: Inflasi Amerika Serikat Melonjak ke Level Tertinggi Lima Bulan
Laporan Beige Book dari Federal Reserve yang dirilis Rabu (16/7) menyebutkan bahwa aktivitas perekrutan masih "umumnya berhati-hati" pada awal Juli.
Banyak kontak The Fed menyebut bahwa hal itu disebabkan oleh "ketidakpastian ekonomi dan kebijakan yang berkelanjutan."
Meski laporan PHK masih terbatas di semua sektor, The Fed mencatat bahwa pemutusan kerja "lebih umum terjadi di sektor manufaktur."
Banyak pelaku usaha menyatakan akan menunda keputusan besar terkait perekrutan maupun PHK sampai ketidakpastian mereda.
Data klaim pekan ini juga mencakup periode survei tenaga kerja yang digunakan pemerintah untuk menyusun laporan ketenagakerjaan Juli.
Pada Juni, jumlah pekerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) bertambah 147.000, namun hampir setengahnya berasal dari sektor pemerintahan, terutama pendidikan negara bagian.
Baca Juga: Menhan AS Tarik 2.000 Pasukan Garda Nasional dari Los Angeles
Perlambatan perekrutan juga tercermin dari meningkatnya jumlah orang yang terus mengklaim tunjangan pengangguran setelah pekan pertama, yang dianggap sebagai proksi tingkat penyerapan tenaga kerja.
Jumlah tersebut naik 2.000 menjadi 1,956 juta pada pekan yang berakhir 5 Juli setelah disesuaikan musiman.
Ekonom Wrightson ICAP, Lou Crandall mengatakan, awal kuartal baru dapat memengaruhi jumlah klaim lanjutan tersebut.
“Kelayakan mendapat tunjangan bisa dipengaruhi oleh perhitungan kuartal kalender, yang menyebabkan fluktuasi besar pada data,” ujarnya.
Data klaim lanjutan pekan depan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS pada Juli.
Para ekonom menilai kenaikan klaim lanjutan ini bisa menjadi sinyal meningkatnya tingkat pengangguran.
Meskipun tingkat pengangguran turun menjadi 4,1% pada Juni setelah tiga bulan bertahan di level 4,2%, penurunan itu sebagian besar terjadi karena banyak orang berhenti mencari kerja dan keluar dari angkatan kerja.