kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

IMF: Rusia Bakal Tumbuh Lebih Cepat Dibandingkan AS dan Negara Maju Lain di 2024


Jumat, 19 April 2024 / 08:55 WIB
IMF: Rusia Bakal Tumbuh Lebih Cepat Dibandingkan AS dan Negara Maju Lain di 2024
ILUSTRASI. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Rusia akan tumbuh 3,2% tahun ini. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Rusia akan tumbuh 3,2% tahun ini. Perekonomian negara tersebut melampaui perkiraan pertumbuhan negara-negara maju lainnya termasuk Amerika Serikat (2,7%), Jerman (0,2%), Inggris (0,5%), dan Jepang (0,9%). 

Mengutip Business Insider, perkiraan tersebut merupakan peringatan bagi negara-negara Barat yang berharap dapat menghambat perekonomian Rusia dengan sanksi agar perang mereka di Ukraina tidak berkelanjutan. 

Pertumbuhan pada tingkat tersebut akan mendukung klaim Vladimir Putin bahwa perekonomian Rusia telah bertahan terhadap dampak paling buruk dari sanksi Barat dan pembatasan perdagangan.

Sementara itu, ketika perusahaan-perusahaan asing meninggalkan Rusia di tengah perang, Moskow telah mengumpulkan dana dari perusahaan-perusahaan yang melarikan diri, dan menyita aset senilai US$ 387 juta pada pertengahan Maret.

Dalam perdagangan energi, ekspor minyak dan komoditas yang berkelanjutan ke pasar-pasar utama seperti India dan Tiongkok, serta penolakan Rusia terhadap pembatasan harga minyak di negara-negara G-7, telah memungkinkan Rusia mempertahankan ekspor energi yang kuat.

Baca Juga: Memanasnya Konflik Iran-Israel Membuat IMF Khawatir Akan Pertumbuhan Ekonomi Global

Ketahanan Rusia terhadap sanksi Barat sebagian besar berasal dari aliansinya yang tak terbatas dengan China. Volume perdagangan antara kedua negara melonjak hingga mencapai rekor US$ 240 miliar pada tahun lalu, sebagian didorong oleh langkah Beijing untuk tetap memilih komoditas penting Rusia yang telah diabaikan di tengah keengganan negara-negara Barat untuk berdagang dengan Moskow.

Melansir BBC, menurut Petya Koeva Brooks, wakil direktur IMF, investasi dari korporasi dan badan usaha milik negara serta kuatnya konsumsi swasta di Rusia telah mendorong pertumbuhan seiring dengan kuatnya ekspor minyak.

Baca Juga: Suram! IMF Wanti-Wanti Laju Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jangka Menengah Akan Lesu

Selain itu, IMF menurunkan perkiraannya untuk seluruh Eropa dan Inggris tahun ini. Yakni dengan memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,5% tahun ini.

Hal ini menjadikan Inggris sebagai negara dengan kinerja terlemah kedua di antara kelompok negara-negara maju G7, setelah Jerman.

G7 juga mencakup Prancis, Italia, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat.



TERBARU

[X]
×