Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar AS masih berada di posisi lemah pada Jumat (17/10/2025), terdorong oleh ketegangan perdagangan global dan indikasi pelemahan ekonomi AS yang memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
Indeks dolar menuju penurunan mingguan terbesar dalam hampir tiga bulan, setelah shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan memblokir publikasi data ekonomi penting.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah Tipis ke Rp 16.581 Per Dolar AS, Kamis (16/10)
Dolar melemah 0,2% terhadap yen Jepang menjadi 150,12, sementara indeks dolar stabil di 98,23 dan tercatat akan mengalami penurunan mingguan sekitar 0,6%, penurunan lima hari terbesar sejak akhir Juli.
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda menyatakan bahwa bank sentral tetap siap menaikkan suku bunga jika perkiraan pertumbuhan dan inflasi terealisasi.
Deputi Gubernur BOJ Shinichi Uchida dijadwalkan berbicara kemudian pada Jumat.
Sementara itu, euro menguat 0,1% ke $1,1701, dan poundsterling naik 0,1% menjadi $1,3446.
Gubernur Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed akhir bulan ini, menimbang kondisi pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan sinyal pelemahan.
Baca Juga: Dolar AS Loyo terhadap Euro, Menguat Tipis atas Yen; Tertekan Ketegangan AS–China
Pendukung pemotongan suku bunga lebih agresif lainnya termasuk Gubernur Fed terbaru Stephen Miran.
Laporan Beige Book Fed menyoroti tanda-tanda awal pelemahan ekonomi, termasuk peningkatan PHK dan penurunan belanja rumah tangga berpenghasilan menengah ke bawah.
Ketegangan perdagangan AS-China juga meningkat, dengan China menuding AS memicu kepanikan terkait kontrol bahan bakar tanah jarang dan menolak permintaan Gedung Putih untuk mencabut pembatasan tersebut.
Di pasar kripto, bitcoin naik 0,6% ke $108.534,66, sementara ether meningkat 1,8% ke $3.919,71.