Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
MUMBAI. Kecelakaan nuklir terburuk setidaknya 33 tahun terakhir yang dialami Jepang memaksa China dan India meninjau keselamatan terhadap rancangan reaktor nuklir.
Hal tersebut dilakukan agar pemasok termasuk Areva SA dan General Electric Co tidak dirugikan. “Potensi krisis di pabrik nuklir saat ini sangat besar, hal tersebut mengharuskan India melakukan pengkajian ulang,” ujar Shreyans Kumar Jain, ketua Nuclear Power Corp of India.
Sebetulnya, India berencana menghabiskan US$ 175 miliar untuk mengembangkan sumber energi nuklir hingga 2030 mendatang. Tak hanya India, China juga berencana mengkaji ulang rancangan Pembangkit Listrik tenaga Nuklir (PLTN). China berencana menambah 27 reaktor dalam lima tahun ke depan.
kecelakaan Jepang, sebulan malu ulang tahun ke 25 dari bencana Chernobyl, dapat menyalakan kembali perdebatan tentang keamanan energi atom, Nuklir Power Jain kata.
"Kecelakaan Jepang telah menciptakan situasi yang sangat sulit bagi India, pelaksanaan proyek tenaga nuklir sekarang akan pasti kembali mundur," kata Debasish Mishra, Direktur Deloitte Touche Tohmatsu. Menurutnya, kecelakaan nuklir yang terjadi di Jepang akan menyulitkan politisi yang selama ini ngotot mengembangkan teknologi yang dinilai jauh lebih bersih bagi kesehatan masyarakat meskipun risiko yang ditanggung sangat besar.