Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai pasar emas global saat ini mencapai US$23 triliun, jauh melampaui total cadangan devisa global yang berada di kisaran US$12,5 triliun, demikian menurut laporan Netra Juli 2025 yang dirilis oleh DSP Mutual Fund pada Senin.
Dari total tersebut, sekitar 15% emas dunia berada di India, menjadikan negara ini sebagai salah satu pemegang emas terbesar di dunia.
Peralihan Cadangan Global ke Emas Bisa Picu Reli Harga
Laporan tersebut menyoroti bahwa 65% dari total emas yang telah ditambang di seluruh dunia kini berbentuk perhiasan. Namun, peralihan hanya 5% dari cadangan devisa global ke emas dapat memicu reli harga yang berkelanjutan dan signifikan.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan di Dekat Level Terendah Sepekan, Terbebani Penguatan Dolar AS
Mengutip sambadenglish, sentimen pasar terhadap emas saat ini sangat positif, seiring meningkatnya ketidakpastian geopolitik, volatilitas obligasi AS, serta menurunnya daya tarik mata uang utama lain seperti euro dan yuan sebagai alternatif dolar AS.
“Permintaan emas kuat untuk saat ini, karena bank sentral mencari aset cadangan non-dolar,” tulis laporan tersebut.
Pembelian Emas oleh Bank Sentral Tembus Rekor
Bank sentral di seluruh dunia telah membeli emas dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam empat tahun terakhir. Sebagai perbandingan:
-
Tahun 2000–2016: Pembelian emas oleh bank sentral mencapai US$85 miliar.
-
Tahun 2024 saja: Pembelian mencapai US$84 miliar.
Sejak tahun 2022, bank sentral secara konsisten membeli hampir 1.000 ton emas per tahun, yang setara dengan lebih dari seperempat pasokan emas dari pertambangan global setiap tahunnya.
Ketidakpastian Global Dorong Emas Jadi Aset Favorit
Laporan tersebut menekankan bahwa tingginya ketergantungan pada dolar AS sebagai mata uang cadangan telah mendorong negara-negara mencari alternatif. Namun, opsi lain masih belum cukup kuat:
-
Euro dinilai rentan karena struktur fiskal Uni Eropa yang belum stabil.
-
Yuan Tiongkok belum cukup terbuka secara pasar atau dapat diterima secara politik.
-
Mata uang lain terlalu kecil untuk dijadikan instrumen cadangan utama.
Baca Juga: Harga Emas Melejit 3 Tahun Terakhir, Apakah Rally Masih Berlanjut?
Kondisi ini menyebabkan emas semakin dipandang sebagai alat lindung nilai utama, khususnya di tengah ketegangan perdagangan dan konflik global yang meningkat.
Posisi India dan Strategi Bank Sentral
Di India, Reserve Bank of India (RBI) saat ini memiliki 880 metrik ton emas dalam cadangannya. Namun, RBI belum melakukan pembelian tambahan selama tahun fiskal berjalan (FY26), kemungkinan menunggu penurunan harga emas yang telah melonjak lebih dari 80% dalam lima tahun terakhir.
Meskipun demikian, laporan tersebut menyebut bahwa indikator makro di India tetap solid. Kekuatan arus kas operasi (operating cash flow/OCF) yang berkelanjutan telah mendorong margin OCF yang tinggi, indikator positif dari sisi alokasi modal dan tata kelola perusahaan.