kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

India masih kesulitan menekan defisit anggaran


Kamis, 08 Januari 2015 / 10:39 WIB
India masih kesulitan menekan defisit anggaran
ILUSTRASI. Penjualan ritel busana pada pusat belanja di Jakarta. Kinerja Emiten Ritel Tumbuh Positif, Cermati Rekomendasi Saham ACES, MAPI dan ERAA.


Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan

MUMBAI. Defisit anggaran India sudah mencapai 99% dari target setahun penuh dalam waktu delapan bulan. Hal ini meningkatkan keraguan bahwa Pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi mampu menjaga janjinya untuk mempersempit kesenjangan anggaran dalam tingkat terendah selama tujuh tahun terakhir.

Menurut data yang dipublikasikan pada pekan lalu, pada November 2014, India masih mencatat defisit INR 5,25 triliun atau sekitar US$ 82,6 miliar. Padahal, India memasang target selama setahun yang berakhir Maret 2015, defisit mencapai INR 5,31 triliun.

Menurut PNB Gilts Ltd, kegagalan untuk target defisit sebesar 4,1% dari produk domestik bruto (PDB) akan mengecewakan investor global. Raghuram Rajam, Gubernur Bank Sentral India mengatakan pada awal Desember 2014 bahwa perubahan kebijakan moneter akan terjadi di awal tahun 2015. Dengan begitu diharapkan terjadi kenaikan inflasi dan kesehatan fiskal.

Pemerintahan Modi telah menaikkan harga listrik tenaga matahari, gas alam dan menarik investasi-investasi asing terutama di sektor pertahanan. "Konsolidasi fiskal tentu akan memiliki pengaruh kepada keputusan suku bunga bank sentral," ujar Sri Prasad Prabhu, Kepala Pendapatan Tetap di IDBI Federal seperti dikutip Bloomberg.

Kesulitan India menekan defisit anggaran karena kekurangan penerimaan pajak. Makanya, pada pekan lalu, pemerintah menaikkan pajak bensin dan solar. India juga tidak memperpanjang keringanan pajak industri otomotif lokal.

Respon pasar pun negatif. Imbal hasil obligasi India bertenor 10 tahun meningkat tiga basis poin. "Pasar tidak yakin tentang target defisit," ujar Vijay Sharma, Wakil Presiden Eksekutif PNB Gilts.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×