kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India nyalakan sinyal perang dagang, akan naikkan tarif impor 300 produk dari China


Jumat, 19 Juni 2020 / 07:03 WIB
India nyalakan sinyal perang dagang, akan naikkan tarif impor 300 produk dari China
ILUSTRASI. India berencana memberlakukan hambatan perdagangan dan menaikkan bea impor 300 produk dari China dan dari negara lain.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India menyalakan sinyal perang dagang. India berencana memberlakukan hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan menaikkan bea impor pada sekitar 300 produk dari China dan dari negara lain. Ini sebagai bagian dari upaya India melindungi bisnis dalam negeri.

Rencana tersebut telah dikaji setidaknya sejak April 2020 lalu, menurut dokumen pemerintah yang dilihat oleh Reuters. Kebijakan ini sejalan dengan pernyataan Perdana Menteri Narendra Modi yang baru-baru ini mengumumkan kampanye kemandirian untuk mempromosikan produk lokal.

Baca Juga: China bebaskan 10 tentara India usai bentrok mematikan di perbatasan

Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan India, yang terlibat dalam diskusi, tidak menanggapi permintaan komentar soal rencana ini.

Pemerintah India sedang mempertimbangkan menaikkan bea impor pada 160-200 produk dan memberlakukan hambatan non-tarif, seperti persyaratan lisensi atau pemeriksaan kualitas yang lebih ketat, pada 100 produk lainnya, menurut seorang pejabat yang tak disebutkan namanya.

Keputusan itu akan menargetkan impor senilai US$ 8 miliar-US$ 10 miliar dengan tujuan menghalangi impor berkualitas rendah yang tidak esensial yang membuat produk India tidak kompetitif.

"Kami tidak menargetkan negara mana pun, tetapi ini adalah salah satu cara untuk mengurangi defisit perdagangan dengan negara-negara seperti China," kata pejabat India lain yang mengetahui soal rencana ini.

Perdagangan bilateral antara Cina dan India bernilai US$ 88 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2019, dengan defisit perdagangan sebesar US$ 53,5 miliar.

Antara April 2019 dan Februari 2020, data terbaru yang tersedia, defisit perdagangan India dengan China mencapai US$ 46,8 miliar.

Baca Juga: Amerika impor 126,6 ton emas dari Swiss bulan Mei, China tak impor sedikit pun

Promosikan dan lindungi manufaktur lokal

Sumber Reuters di kalangan industri yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, barang-barang teknik, elektronik, dan beberapa peralatan medis termasuk di antara barang-barang yang dipertimbangkan dalam rencana tersebut.

Sumber di pemerintahan India mengatakan hambatan non-tarif, seperti sertifikasi kontrol kualitas yang lebih ketat, dapat berlaku untuk produk impor seperti pendingin udara.

Modi telah berjanji untuk mempromosikan dan melindungi manufaktur lokal sejak ia meraih kekuasaan pada tahun 2014. Dia telah mempromosikan program "Make in India" dalam beberapa tahun terakhir, dan bulan lalu mengumumkan kampanye "Atmanirbhar Bharat", atau kampanye India yang mandiri.

Baca Juga: Sedang siaga tempur, militer India atau China yang paling kuat

India telah menaikkan pajak impor barang-barang seperti barang elektronik, mainan dan furnitur pada Februari 2020 lalu.

Kebijakan ini menuai kritik karena dianggap langkah proteksionis terhadap bisnis asing. IKEA Swedia, misalnya, kecewa dengan tarif yang lebih tinggi.

Dokumen pemerintah menunjukkan umpan balik telah dicari dari berbagai kementerian India untuk sampai pada daftar sekitar 300 produk.

India telah meningkatkan bea pada lebih dari 3.600 jalur tarif yang mencakup produk-produk dari sektor-sektor seperti tekstil dan elektronik sejak 2014, sebut dokumen yang dilihat Reuters.

“Kami mendorong kebijakan untuk memperkuat manufaktur India dengan tetap memperhatikan kekuatan dan kelemahannya,” kata seorang pejabat pemerintah India yang lain.

Baca Juga: IMF: Ekonomi dunia akan alami krisis akut yang belum pernah terjadi




TERBARU

[X]
×