kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India sita ratusan ton bahan kimia yang sama dengan yang meledak di Lebanon


Jumat, 07 Agustus 2020 / 15:33 WIB
India sita ratusan ton bahan kimia yang sama dengan yang meledak di Lebanon
ILUSTRASI. Kerusakan akibat ledakan di Beirut, Lebanon. India sita ratusan ton bahan kimia yang sama dengan yang meledak di Libanon. REUTERS/Mohamed Azakir TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - CHENNAI. Otoritas bea cukai India telah menyita sebuah kontainer berisi 740 ton amonium nitrat, bahan kimia yang menyebabkan ledakan mematikan pada minggu ini di ibu kota Lebanon.

Hampir 150 orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya luka-luka ketika sejumlah besar bahan kimia meledak di pelabuhan Beirut pada hari Selasa. Lusinan orang hilang dan hingga 250.000 orang tidak memiliki rumah yang layak huni.

Baca Juga: Di tengah ketegangan, surplus perdagangan China dengan AS kian besar

Otoritas bea cukai di kota pelabuhan India selatan, Chennai, mengatakan kiriman besar bahan kimia tersebut telah disimpan di lokasi sekitar 20 km dari pusat kota.

"Kargo yang disita disimpan dengan aman dan keselamatan kargo serta publik dipastikan mengingat sifat berbahaya dari kargo tersebut," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Petugas menyebut tidak ada daerah pemukiman dalam jarak 2 km dari stasiun pengangkutan tempat kiriman disimpan.

Amonium nitrat digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak, terutama digunakan oleh industri penggalian di India.

Baca Juga: Pakistan rilis peta baru soal Kashmir, bisa picu konflik baru dengan India

Seorang pejabat menyebut pengiriman tersebut diimpor pada tahun 2015 oleh Amman Chemicals, sebuah perusahaan yang berbasis di negara bagian Tamil Nadu, dan disita pada saat kedatangan karena dugaan pelanggaran aturan impor.

"Perusahaan telah dilayani pemberitahuan penyebab acara dan kasus telah dipesan," kata pejabat itu.




TERBARU

[X]
×