kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indonesia hingga Brasil Disebut Jadi Penyebab Terbesar Deforestasi di Bumi


Selasa, 13 September 2022 / 14:03 WIB
Indonesia hingga Brasil Disebut Jadi Penyebab Terbesar Deforestasi di Bumi
ILUSTRASI. Kebakaran lahan gambut di desa Ganepo, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (2/10/2019).


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sebuah penelitian baru yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada hari Senin (12/9), menyebut bahwa Indonesia dan Brasil telah berperan dalam menghilangkan hutan tropis lewat industri pertambangan.

Selain dua negara itu, Ghana dan Suriname juga jadi negara yang memiliki pengaruh terbesar dalam hilangnya hutan tropis.

Dilansir dari The Straits Times, para peneliti menyebut empat negara yang memiliki hutan luas itu justru menyumbang sekitar 80% deforestasi tropis. Penyebab utamanya adalah operasi penambangan skala besar dari tahun 2000 hingga 2019.

Para peneliti menulis bahwa lebih dari setengah deforestasi tropis yang disebabkan oleh pertambangan industri dalam dua dekade terakhir terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Lebih Tinggi, Brent ke US$94,05 dan WTI ke US$87,85

Ekspansi tambang batu bara di pulau Kalimantan menjadi pendorong utama deforestasi. Penelitian mencatat ada sekitar 1.901 km persegi hutan ditebang untuk membuka jalan bagi pertambangan industri. Area tersebut luasnya tiga kali lebih besar dari wilayah ibukota Jakarta.

Meski banyak negara mulai berencana untuk meninggalkan bahan bakar fosil, namun para peneliti melihat bahwa transisi akan membutuhkan banyak sumber mineral seperti tembaga, litium, dan kobalt.

Anthony Bebbington, seorang ahli geografi di Universitas Clark di Massachusetts yang terlibat dalam penelitian ini, menyebut bahwa mereka membutuhkan data yang lebih transparan dari pemerintah terkait untuk mengurangi dampak penambangan terhadap hilangnya hutan.

Untuk saat ini para peneliti menggunakan citra satelit global dan data pelacakan hilangnya hutan, serta data informasi lokasi pertambangan skala industri dua dekade terakhir sebagai sumber penelitian.

Penelitian ini disebut tidak mengukur dampak dari pertambangan skala kecil, meskipun juga memiliki ancaman yang sama karena menciptakan polusi yang lebih liar.

Baca Juga: Dana Investasi Publik Arab Saudi Akan Beli Saham Starbucks

Secara keseluruhan, peneliti menemukan ada 26 negara yang bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi tropis dunia sejak tahun 2000.

Kerugian terbesar terjadi di Indonesia, di mana tambang batu bara di pulau Kalimantan telah diperluas untuk memenuhi permintaan bahan bakar dari China dan India.

Di Brasil, deforestasi sebagian besar terjadi karena pertambangan emas dan bijih besi. Sementara Ghana dan Suriname menunjukkan tingkat deforestasi yang tinggi di sekitar tambang emas dan bauksit.

Aktivitas penambangan skala besar tidak hanya membinasakan hutan di sekitar lokasi tambang, tapi juga membuka ruang baru untuk membangun jalan akses dan pemukiman bagi para penambang.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×