Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Dampak Tarif Impor dan Ekspektasi Inflasi
Trump bulan ini meningkatkan perang dagang dengan menaikkan tarif barang dari China menjadi 20% serta menerapkan bea masuk baru sebesar 25% untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko.
Meskipun ada pengecualian sementara selama satu bulan bagi produk yang memenuhi syarat berdasarkan perjanjian perdagangan U.S.-Mexico-Canada Agreement (USMCA).
Baca Juga: Tantang Trump, Kanada Berlakukan Tarif Balasan Senilai C$29,8 Miliar terhadap AS
Tarif baru untuk baja dan aluminium mulai berlaku pekan ini, yang langsung mendapat balasan dari Uni Eropa.
Sementara itu, nilai dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS sedikit meningkat.
Para ekonom memperkirakan konsumen AS kemungkinan telah bergegas membeli barang-barang seperti kendaraan dan produk mahal lainnya pada Februari sebelum harga naik akibat tarif impor.
"Semakin lama inflasi bertahan di atas target The Fed, meskipun disebabkan oleh faktor sementara seperti tarif impor, semakin besar risiko ekspektasi inflasi meningkat," kata Stephen Juneau, ekonom AS di Bank of America Securities.
"Jika itu terjadi, mengembalikan stabilitas harga akan menjadi tantangan besar bagi The Fed."
Tanpa memperhitungkan komponen makanan dan energi yang volatil, CPI inti naik 0,2% pada Februari setelah meningkat 0,4% di Januari.
Secara tahunan, CPI inti naik 3,1%, kenaikan tahunan terkecil sejak April 2021, setelah naik 3,3% pada Januari.
Goldman Sachs kini memperkirakan indeks Core Personal Consumption Expenditures (PCE), salah satu ukuran inflasi yang dipantau The Fed, akan meningkat dari 2,65% pada Januari menjadi sekitar 3% pada Desember.
Baca Juga: Dari Baja hingga Bourbon, Uni Eropa Siapkan Balasan atas Tarif Trump
Kebijakan The Fed dan Proyeksi Suku Bunga
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% - 4,50% dalam pertemuan kebijakan dua hari pekan depan.
Namun, pasar keuangan memperkirakan The Fed akan mulai kembali memangkas suku bunga pada Juni karena prospek ekonomi yang memburuk.
Sejak Januari, The Fed menghentikan siklus pemangkasan suku bunga setelah sebelumnya menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 5,25 persen poin pada 2022 dan 2023 untuk meredam inflasi.