Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inflasi Inggris melonjak lebih dari yang diharapkan dan kembali menjauh dari target Bank of England sebesar 2%. Hal ini membuat Bank of England makin berhati-hati dalam memangkas bunga.
Indeks harga konsumen (IHK) naik sebesar 2,3% secara tahunan pada bulan Oktober. Kenaikan ini karena peningkatan tarif energi domestik, setelah naik 1,7% pada bulan September yang merupakan pertama kalinya tingkat inflasi turun di bawah target BoE sejak tahun 2021.
Sterling naik hampir sepertiga sen terhadap dolar AS setelah data tersebut dipublikasikan dan suku bunga berjangka memperkirakan laju pemangkasan suku bunga yang sedikit lebih lambat.
Baca Juga: Biden Setujui Penggunaan Ranjau Antipersonel untuk Ukraina
Prakiraan terbaru BoE dan jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom menunjukkan pembacaan CPI sebesar 2,2% pada bulan Oktober. "Angka-angka ini mengonfirmasi kebangkitan inflasi yang mengecewakan karena dorongan dari biaya energi yang lebih rendah berubah menjadi hambatan pada bulan Oktober, menyusul peningkatan batas harga (regulator) Ofgem yang mendorong lonjakan tagihan rumah tangga yang signifikan," kata Suren Thiru, Direktur Ekonomi badan akuntansi ICAEW.
Peningkatan tersebut merupakan kenaikan bulanan terbesar dalam tingkat CPI tahunan sejak Oktober 2022. Kantor Statistik Nasional memaparkan jika inflasi jasa yang dipandang BoE sebagai ukuran utama tekanan harga yang dihasilkan dalam negeri naik menjadi 5% pada Oktober dari 4,9% pada September.
BoE memperkirakan inflasi akan naik menjadi 5% pada bulan Oktober. Inflasi inti, yang tidak termasuk energi, makanan, alkohol, dan tembakau, naik menjadi 3,3% dari 3,2% pada bulan September.
"Meskipun ada sedikit kenaikan pada tekanan harga jasa menegaskan bahwa tetap menjadi rintangan yang signifikan untuk mempertahankan inflasi di bawah target secara berkelanjutan, pertumbuhan upah yang melambat dan pasar tenaga kerja yang melemah akan membantu menempatkannya pada lintasan penurunan yang lebih konsisten," kata Thiru.
Kepala Sekretaris Keuangan Darren Jones mengatakan pemerintah berusaha membantu mengurangi biaya hidup. Tetapi dia mengakui jika masih banyak yang harus dilakukan. Menteri Sains Peter Kyle mengatakan kepada Times Radio juga menyebut hal ini memang menjadi perhatian pemerintah.
Gubernur BoE Andrew Bailey pada hari Selasa menekankan pesan bank sentral bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan turun secara bertahap karena para pembuat kebijakan sedang menunggu tanda-tanda yang lebih jelas tentang seberapa besar tekanan inflasi yang masih ada dalam perekonomian Inggris.
Awal bulan ini, bank sentral mengatakan anggaran pertama pemerintah baru Inggris kemungkinan menambah inflasi tahun depan dan seterusnya karena pajak yang lebih tinggi pada perusahaan akan mengakibatkan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga: CIMBNiaga Gelar Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia di Samarinda,Ada Mahalini&Pemenang