Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inflasi Inggris kembali ke target 2% pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, menurut data resmi yang dirilis pada hari Rabu (19/6). Hal ini menunjukkan meredanya dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.
Penurunan inflasi ini disambut baik oleh Perdana Menteri Rishi Sunak dan Bank of England (BoE). Namun, tampaknya hal ini terlambat untuk membantu Sunak dalam pemilu bulan depan atau mendorong BoE untuk menurunkan suku bunga pada hari Kamis.
Data Mei menunjukkan inflasi harga jasa, yang menurut BoE merupakan indikator yang lebih baik untuk risiko inflasi jangka menengah, mencapai 5,7%. Angka ini turun dari 5,9% pada bulan April, tetapi tidak sedalam 5,5% yang diprediksi para ekonom.
Baca Juga: PM Inggris Rishi Sunak Umumkan Pemilu pada 4 Juli 2024
Penurunan inflasi harga konsumen tahunan dari 2,3% pada bulan April sejalan dengan ekspektasi median para ekonom dalam survei Reuters. Hal ini menandai penurunan tajam dari puncak 41 tahun sebesar 11,1% yang dicapai pada Oktober 2022.
Penurunan ini lebih signifikan dibandingkan dengan zona euro atau Amerika Serikat, di mana inflasi harga konsumen pada bulan Mei masing-masing sebesar 2,6% dan 3,3%. Hal ini mematahkan kekhawatiran sebelumnya bahwa inflasi Inggris lebih persisten.
Meskipun demikian, harga konsumen telah naik sekitar 20% selama tiga tahun terakhir, menekan standar hidup dan berkontribusi pada ketidakpopuleran Partai Konservatif Sunak. Saat ini, mereka tertinggal sekitar 20 poin dari oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat.
BoE menyatakan bahwa kembalinya inflasi ke targetnya tidak cukup untuk memicu penurunan suku bunga.
Baca Juga: Tuding China Berupaya Meretas KPU Inggris dan Parlemen, Inggris Kenakan Sanksi China
Meskipun sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BoE akan mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi 16 tahun terakhir sebesar 5,25% pada bulan Agustus, pasar keuangan lebih condong ke arah penurunan pada bulan September atau Oktober.
Peluang penurunan suku bunga minggu ini hanya diprediksi sebesar 10%.
Penurunan inflasi terbaru ini didorong oleh pemotongan tagihan energi rumah tangga pada bulan April. Dampaknya diperkirakan akan memudar pada akhir tahun ini, ketika BoE memprediksi inflasi akan kembali meningkat.