kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi inti Jepang per Oktober naik jadi 1,4%


Kamis, 22 November 2018 / 19:10 WIB
Inflasi inti Jepang per Oktober naik jadi 1,4%
ILUSTRASI. Karyawan melintasi jalan di Kota Tokyo, Jepang


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Inflasi inti di Jepang masih akan terjaga. Data bank sentral menunjukkan inflasi inti konsumen tahunan naik menjadi 1,4% pada Oktober dari 1,2% pada September 2018.

Beberapa faktor seperti bencana topan musim panas dan panen yang rusak karena hujan mendorong kenaikan harga makanan termasuk sayuran.

Ekonom di NLI Research Institute Taro Saito memprediksi ada kemungkinan besar inflasi konsumen inti akan turun di bawah 1% pada akhir tahun ini.

"Tren yang mendasari inflasi masih lemah, dan harga akan terus terpengaruh oleh faktor eksternal seperti mata uang dan pergerakan harga minyak," kata Saito seperti yang diberikan Reuters, Kamis (22/11).

Selain itu, melambatnya pengeluaran rumah tangga mendorong berbagai perusahaan tidak menaikkan harga.

Hal ini menandakan kurangnya momentum pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal bank menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 2%.

Sedangkan Bank of Jepang (BOJ) tengah menghadapi kesulitan dalam mencapai pertumbuhan harga konsumsi yang konsisten. Lantaran gesekan perdagangan global dan melambatnya permintaan ekspor ke China. Padahal ekonomi negara, bergantung pada ekspor.

Dalam tanda tekanan inflasi yang tidak berarti, indeks inflasi tidak termasuk efek dari makanan segar dan biaya energi menunjukkan inflasi 0,4% pada bulan Oktober, stabil selama tiga bulan berturut-turut.

"Data menunjukkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi inflasi untuk mencapai target BOJ. Bank sentral tidak mungkin mengubah sikapnya mempertahankan program stimulus besar-besaran," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda meyakinkan pasar bahwa bank sentral akan mempertahankan program stimulus besar-besaran karena inflasi tetap jauh dari target.

Sumber Reuters menyatakan meskipun menggerutu tentang meningkatnya dampak negatif dari stimulusnya, BOJ kemungkinan akan mempertahankan inflasi sebagai pertimbangan kebijakan stimulusnya.

Banyak analis memperkirakan inflasi konsumen inti akan berhenti atau melambat dari level saat ini dalam beberapa bulan mendatang, karena penurunan harga minyak mentah baru-baru ini.

Bank sentral akan menghadapi tantangan tambahan dari faktor satu-off yang dapat menekan harga konsumen tahun depan, seperti penurunan belanja telepon seluler.

Prospek yang semakin gelap untuk ekonomi Jepang juga menjadi pertanda buruk bagi upaya BOJ untuk meningkatkan inflasi ke target yang sulit dipahami.

Peningkatan perdagangan Cina-AS mulai melukai sentimen bisnis Jepang, memicu kekhawatiran bahwa setiap rebound pertumbuhan dari kontraksi ekonomi pada Juli-September bisa lebih lemah dari yang diperkirakan.

Pemerintah Jepang mempertahankan penilaian ekonomi yang optimis pada hari Kamis tetapi menunjuk tanda-tanda kelemahan di Asia karena gesekan perdagangan meredupkan prospek pertumbuhan wilayah tersebut.




TERBARU

[X]
×