Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Inflasi inti Singapura melemah menjadi 0,3% secara tahunan pada Agustus, turun dari 0,5% pada bulan sebelumnya.
Menurut data resmi yang dirilis Selasa (23/9/2025) yang dilansir dari laman Channelnewsasia.
Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) menyebut, perlambatan ini terutama dipicu oleh moderasi inflasi jasa.
Baca Juga: Jeffrey Cheah, Triliuner Malaysia di Balik Akuisisi Pengembang Properti Singapura MCL
Angka tersebut menjadi yang terendah sejak Februari 2021, ketika inflasi inti tercatat hanya 0,2%.
Selain itu, realisasi ini juga lebih rendah dibandingkan median proyeksi ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan inflasi inti di 0,5%.
Secara bulanan, harga inti naik tipis 0,1% pada Agustus.
Sementara itu, inflasi umum atau CPI-All Items turun menjadi 0,5% pada Agustus dari 0,6% pada Juli, dipengaruhi oleh pelemahan inflasi akomodasi dan inflasi inti. Namun, secara bulanan, CPI-All Items meningkat 0,5%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) digunakan sebagai ukuran utama perubahan harga barang dan jasa di Singapura. IHK mencerminkan pergerakan harga dari keranjang konsumsi rumah tangga dalam periode tertentu.
Baca Juga: 3 Restoran Michelin Ini Sajikan Comfort Food dengan Harga Terjangkau di Singapura
Per Sektor
- Jasa: inflasi melambat menjadi 0,4% dari 0,7% pada Juli, dipicu penurunan lebih tajam biaya liburan, tiket pesawat, dan layanan rawat inap.
- Akomodasi: turun tipis ke 0,4% seiring kenaikan sewa perumahan yang lebih kecil.
- Pangan: tetap di 1,1%; pelemahan harga makanan mentah diimbangi kenaikan harga layanan makanan.
- Listrik & gas: turun lebih dalam menjadi -5,7% dari -5,6% seiring penurunan harga listrik.
- Transportasi pribadi: naik menjadi 2,4% dari 2,1% karena harga mobil lebih tinggi dan penurunan harga bensin lebih kecil.
- Ritel & barang lain: tertekan -0,2%, namun penurunan lebih lambat berkat kenaikan harga pakaian dan alas kaki.
Baca Juga: Petrosea (PTRO) Bakal Akuisisi Perusahaan Singapura untuk Ekspansi Bisnis
Prospek
MAS dan MTI memperkirakan inflasi impor Singapura akan tetap moderat dalam waktu dekat. Harga minyak global yang masih lebih rendah dibanding tahun lalu serta terkendalinya harga komoditas pangan menjadi faktor penopang.
“Meski konflik dagang global berpotensi menimbulkan tekanan inflasi di sejumlah negara, dampaknya terhadap harga impor Singapura kemungkinan terimbangi oleh lemahnya permintaan global,” kata MAS dan MTI.
Secara domestik, pertumbuhan upah nominal yang lebih lambat serta kenaikan produktivitas tenaga kerja diperkirakan menahan biaya tenaga kerja.
Baca Juga: Singapura Tinjau Tudingan Short Seller Viceroy terhadap Konglomerat Vedanta India
Selain itu, subsidi pemerintah atas layanan esensial juga membantu menekan inflasi jasa.
MAS dan MTI tetap mempertahankan proyeksi inflasi inti dan keseluruhan pada kisaran rata-rata 0,5% hingga 1,5% di tahun 2025.
Namun, prospek inflasi masih menghadapi risiko dua arah. Gejolak geopolitik dapat mendongkrak harga energi dan biaya pengiriman, sementara pelemahan ekonomi global maupun domestik yang lebih besar dari perkiraan bisa membuat inflasi inti bertahan rendah lebih lama.