kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Tinggi Masih Membayangi AS di Oktober 2022


Kamis, 10 November 2022 / 15:17 WIB
 Inflasi Tinggi Masih Membayangi AS di Oktober 2022
ILUSTRASI. Inflasi AS mulai melantai


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bayang-bayang inflasi masih membayangi masyarakat AS Oktober 2022. Meskipun, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kenaikan harga mulai melambat.

Mengutip dari Marketwatch (10/11), para ekonom memperkirakan tingkat inflasi naik 0,6% pada bulan lalu. Kenaikan ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang naik di level 0,4%.

Ini sejalan dengan harga bensin yang naik untuk pertama kalinya dalam empat bulan setelah menekan sejak pertengahan musim panas.

Kabar baiknya, indeks harga sepanjang tahun diperkirakan turun menjadi 7,9% dari 8,2% di bulan lalu dan sempat menjadi tertinggi sepanjang 40 tahun di Juni yang ada pada level 9,1%.

Capaian tersebut sekaligus menjadi pertama kalinya indeks harga tahunan ini di bawah 8% sejak Februari tahun ini.

Baca Juga: Biden: Kami Akan Memastikan Agar Trump Tidak Menjadi Presiden Lagi

Di sisi lain, The Fed lebih memilih melihat tingkat inflasi tinggi yang tidak menyertakan harga bensin dan makanan untuk melihat tren inflasi. Sebab, dua ha ini sering naik dan turun dengan cepat.

Memang, jika melihat tingkat inflasi inti, angkanya jauh lebih baik yaitu di level 5%, sedikit di bawah kenaikan bulan sebelumnya.

Sementara itu, kenaikan harga barang-barang seperti pakaian, peralatan dan mobil baru dan bekas dilihat telah melambat sejak musim panas dan membantu mengurangi tekanan inflasi.

Inflasi barang secara keseluruhan, dikurangi makanan dan energi, naik pada tingkat tahunan 6,6% pada September, hanya setengah lebih cepat dibandingkan tujuh bulan lalu.

Namun biaya layanan yang menghilangkan energi telah meningkat ke kecepatan tahunan 6,7% dari kurang dari 4% pada akhir tahun 2021. Di sinilah kenaikan upah menambah tekanan inflasi. Upah merupakan bagian besar dari biaya perusahaan jasa dibandingkan dengan produsen.

Selanjutnya, biaya perawatan medis justru melonjak setelah jeda di awal pandemi, tetapi sebagian dari kenaikan itu berasal dari metode yang digunakan ahli statistik pemerintah untuk memperkirakan biaya asuransi kesehatan.

Baca Juga: Saham China Tergelincir Setelah Pembatasan Covid-19 Kembali Diterapkan

Angka-angka baru dari perusahaan asuransi kesehatan cenderung menunjukkan bahwa biaya tidak meningkat secepat yang dilaporkan sebelumnya.

Beberapa kenaikan harga yang melambat dalam laporan inflasi Oktober nantinya tak serta-merta membuat The Fed bernafas lega. Kenaikan harga memang melambat, tetapi tidak cukup cepat untuk meredakan kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi.

The Fed diperkirakan akan tetap di jalurnya untuk meningkatkan suku bunga acuan setengah poin persentase lagi pada bulan Desember.




TERBARU

[X]
×