Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Bukti Kelaparan, Malnutrisi, dan Penyakit Semakin Nyata
Meski Israel menyatakan telah melonggarkan akses bantuan pada akhir pekan lalu, Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyebut pihaknya masih tidak memperoleh izin yang cukup untuk menyalurkan bantuan sejak diumumkannya "jeda kemanusiaan" dalam pertempuran pada Minggu lalu.
"Semakin banyak bukti menunjukkan kelaparan meluas, malnutrisi, dan penyakit menjadi penyebab meningkatnya kematian akibat kelaparan," kata IPC.
Mereka menyebut ambang batas kelaparan telah terlampaui di sebagian besar wilayah Gaza dan akan segera melakukan analisis formal untuk klasifikasi resmi.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, 147 orang termasuk 88 anak-anak telah meninggal dunia akibat kelaparan, sebagian besar dalam beberapa minggu terakhir. Gambar anak-anak Palestina yang kurus kering mengejutkan publik dunia.
Israel menyangkal menggunakan kelaparan sebagai senjata. Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengakui situasi di Gaza memang sulit, namun menuding banyak informasi yang menyesatkan soal kelaparan.
Baca Juga: Truk Bantuan Mulai Masuk Gaza dari Mesir, Israel Lakukan Airdrop
Konflik Paling Mematikan Sejak 1948
Data kematian yang dirilis otoritas Palestina dan sering digunakan PBB serta WHO menunjukkan bahwa konflik ini adalah yang paling mematikan dalam sejarah Israel sejak berdiri tahun 1948.
Israel memulai serangan besar-besaran sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, hari paling berdarah dalam sejarah Israel. Sejak operasi darat dimulai, 454 tentara Israel juga dilaporkan tewas.
Data korban Palestina tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, dan ribuan jenazah diyakini masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Serangan udara Israel semalam menewaskan sedikitnya 30 orang di kamp Nuseirat, Gaza Tengah, termasuk 14 perempuan dan 12 anak-anak, menurut dokter di Rumah Sakit Al-Awda.
Baca Juga: Netanyahu dan Trump Tinggalkan Meja Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Hamas
Di lokasi berbeda, 13 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat tembakan Israel saat mengantre bantuan di Jalan Salahuddin.
Saar menyatakan bahwa dalam dua bulan terakhir, Israel telah mengizinkan 5.000 truk bantuan masuk ke Gaza, dan bersedia membantu misi pengiriman bantuan melalui udara, meski organisasi kemanusiaan menyebut metode tersebut tidak efektif dan hanya bersifat simbolik.
Israel dan AS menuduh Hamas mencuri bantuan yang dibantah oleh kelompok tersebut. Sementara PBB menyatakan belum menemukan bukti kuat bahwa Hamas menyimpangkan bantuan dalam jumlah besar.