Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berbulan-bulan tekanan internasional dan peringatan keras dari lembaga bantuan tentang ancaman kelaparan massal di Gaza, truk-truk bantuan kemanusiaan akhirnya mulai bergerak menuju wilayah tersebut dari Mesir.
Hal ini dilaporkan oleh televisi Mesir yang berafiliasi dengan negara, Al Qahera News TV, pada Minggu.
Akses Bantuan Diperluas, Israel Umumkan Airdrop dan Koridor Kemanusiaan
Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah memulai operasi airdrop bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Sabtu, termasuk tujuh palet berisi tepung, gula, dan makanan kaleng. Airdrop ini dilakukan dalam koordinasi dengan organisasi bantuan internasional.
Baca Juga: Netanyahu dan Trump Tinggalkan Meja Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Hamas
Israel juga mengumumkan akan membentuk koridor kemanusiaan untuk memungkinkan pergerakan aman konvoi bantuan PBB di wilayah yang padat penduduk. Selain itu, “jeda kemanusiaan” (humanitarian pauses) akan diterapkan di beberapa area sipil demi kelancaran distribusi bantuan.
Namun, militer Israel menegaskan bahwa operasi militer tidak dihentikan sepenuhnya, meskipun langkah-langkah kemanusiaan sedang dilakukan.
Puluhan Truk Menuju Perbatasan Gaza
Puluhan truk yang membawa bantuan mulai bergerak menuju perlintasan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) di Gaza selatan, menurut laporan langsung dari perbatasan Rafah di Mesir. Perlintasan ini menjadi salah satu titik vital untuk masuknya bantuan ke wilayah Gaza, yang dihuni oleh sekitar 2,2 juta penduduk.
Sebelumnya, Israel sempat memblokir total pasokan ke Gaza pada Maret lalu, sebelum kembali membukanya pada Mei dengan berbagai pembatasan baru. Meski Israel mengklaim telah mengizinkan cukup banyak bantuan masuk, PBB menyatakan bahwa distribusi bantuan masih terhambat akibat pembatasan akses dan keamanan dari pihak Israel.
Perdebatan Mengenai Kelaparan Massal
Pernyataan militer Israel menyebutkan bahwa tidak ada kelaparan di Gaza, dan menyebut narasi tersebut sebagai “kampanye palsu yang dipromosikan Hamas”. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 127 orang telah meninggal akibat malnutrisi, termasuk 85 anak-anak, sejak awal perang. Sementara itu, lebih dari 100 lembaga bantuan internasional memperingatkan minggu lalu bahwa kelaparan massal sedang menyebar di wilayah tersebut.
Baca Juga: Inggris Dukung Pengakuan Negara Palestina, Tapi Prioritaskan Gencatan Senjata di Gaza
Secara terpisah, sebuah kapal bantuan yang berlayar dari Italia menuju Gaza dicegat oleh angkatan laut Israel. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, kapal tersebut dihalangi karena mencoba masuk secara ilegal ke zona maritim Gaza. Kapal kini diarahkan ke pelabuhan Israel dan seluruh penumpangnya dilaporkan selamat.
Krisis Air Bersih, Pembangunan Jalur Listrik untuk Pabrik Desalinasi
Sebagai bagian dari upaya bantuan, militer Israel juga mengumumkan telah menghubungkan jalur listrik ke pabrik desalinasi yang akan menyediakan air bersih bagi sekitar 900.000 warga Gaza setiap harinya.
Perang yang telah berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 lainnya, kini telah menewaskan hampir 60.000 warga Palestina, menurut data otoritas kesehatan Gaza.
Infrastruktur Gaza juga dilaporkan mengalami kerusakan besar-besaran akibat serangan udara dan operasi darat Israel.