Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
LONDON. Peta ekonomi dunia berubah dengan cepat bak roller coaster. Kali ini, giliran ekonomi Inggris yang kena hantam. Kabar terbaru, Inggris menderita defisit anggaran pada Juli lalu. Ini adalah defisit untuk pertama kali sejak tahun 2010 silam.
Penyebab defisit anggaran Inggris adalah meningkatnya belanja negara dibandingkan penerimaan pajak.
Perinciannya: utang Pemerintah Inggris, tidak termasuk pinjaman terhadap perbankan, mencapai £ 488 juta. Di Juli tahun lalu, anggaran Inggris masih membukukan surplus £ 823 juta. Mengutip Badan Statistik Nasional atau Office for National Statistics (ONS), kenaikan pajak hingga akhir Juli mencapai 3,4%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pengeluaran negara yang bertumbuh 3,7%. Rilis data anggaran Inggris Juli mengecewakan pelaku pasar.
Barclays Plc menilai, rapor merah di Juli harus ditindaklanjuti pemerintah secepat mungkin. Menurut Barclays, pemerintah memiliki opsi menaikkan pajak atau menerapkan sejumlah kebijakan lain untuk memperkecil defisit. “Defisit Inggris harus mengalmai perbaikan di beberapa kuartal mendatang," ujar Rob Wood, Ekonom Berenberg Bank di London, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (21/8).
Defisit anggaran mengejutkan lantaran, secara historis, anggaran pemerintah selalu mencatatkan surplus di bulan Juli. Sebab, pundi-pundi kas pemerintah mendapat pemasukan dari pajak kuartalan korporasi Inggris, terutama dari industri minyak.
Asal tahu saja, di Juli kemarin, pemasukan total pemerintah Inggris hanya naik 5,8%.
Sementara, pajak dari korporasi menurun tipis 0,9%. Penurunan ini dibarengi belanja kementerian yang meningkat sebanyak 4,5%. “Penerimaan pajak yang masih tumbuh di Juli menandakan ekonomi Inggris masih berjalan dalam pemulihan," ujar Kementerian Keuangan Inggris.
Utang pemerintah naik
Kementerian Keuangan Inggris menyatakan, pemerintah masih optimistis pada target pertumbuhan dan rencana pemulihan ekonomi. Menurut Kementerian Keuangan Inggris, pertumbuhan ekonomi selama kuartal dua yang sebanyak 0,6% masih menunjukkan terus terjadinya pemulihan.
Kementerian Keuangan Inggris menyebut, kenaikan bujet pengeluaran lebih disebabkan karena adanya perubahan jadwal belanja negara di sektor kesehatan, pendidikan dan departemen luar negeri. Kementeria Keuangan bersikeras bahwa perubahan alokasi anggaran departemen ini bakal berimbas hingga setahun mendatang.
Sejatinya, defisit anggaran di Juli menjadi pukulan telak bagi Menteri Keuangan Inggris, George Osborne yang fokus menurunkan defisit. Berdasarkan data ONS, defisit di akhir Juli mencapai £ 116,5 mliar atau lebih rendah £2 miliar. Pemerintah Inggris memasang target defisit anggaran 2013/2014 mencapai £ 120 miliar.
Rilis data ONS juga menunjukkan, utang bersih pemerintah Inggris di akhir Juli sebesar £ 1,19 triliun atau meningkat 71,1% dari periode yang sama di tahun lalu. Catatan saja, level utang Inggris ini telah mencapai 74,5% dari total produk domestik bruto (PDB).
Meski begitu, nada optimistis muncul dari sektor manufaktur. Konfederasi Industri Inggris atawa Confederation of British Industry mengatakan, daya produksi industri menyentuh rekor tertinggi sejak dua tahun lalu. Lebih detail, di Agustus, indeks manufaktur Inggris meningkat ke level 0 dari sebelumnya level minus 12 di Juli. Posisi ini melampaui estimasi survei analis yang dilakukan Bloomberg yang memprediksi di level minus 8.
Ekonomi Inggris yang masih diyakini berjalan dalam pemulihan telah memicu penguatan poundsterling terhadap euro. Sementara, nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) versus poundsterling juga bergerak ke level terkuat selama dua bulan terakhir.
Saat ini, EUR/GBP diperdagangkan di level 85,39 pence. Ini adalah level terkuat sejak awal Juli lalu. Sementara, GBP/USD ditransaksikan di kisaran US$1,5692. Obligasi Inggris tenor sepuluh tahun juga mengalami penguatan ke level terendah selama dua tahun terakhir yakni di level 2,7%.