kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inggris Menuju Resesi!


Rabu, 22 Oktober 2008 / 10:09 WIB


Sumber: Reuters |

LONDON. Mervyn King, Gubernur Bank of England adalah penentu kebijakan pertama di Inggris yang memperingatkan bahwa saat ini Inggris tengah menghadapi resesi. Tapi ia juga bilang, peristiwa yang terjadi saat ini seperti menuding upaya penyehatan perbankan yang dilakukan oleh pemerintah lantaran menggelontorkan £37 miliar.


"Perpaduan terjepitnya take home pay dan menurunnya kemampuan memenuhi kewajiban kreditnya, membuat risiko (kredit) semakin tajam dan permintaan domestik menjadi lamban dalam waktu yang panjang. Sepertinya perekonomian Inggris memasuki masa resesi," katanya.

Tidak ada petinggi Inggris yang secara eksplisit membeberkan tentang resesi ini, kendati sejumlah angka-angka sudah menunjukkan bahwa perekonomian Inggris cukup menakutkan di kuartal ketiga tahun ini.

Secara terpisah, CBI and dam National Institute of Economic and Social Research (NIESR) juga sudah menilai bahwa resesi Inggris saat ini tidak bisa dihindarkan.

CBI secara dekat mengamati trend perisndustrian dari kuartal ke kuartal. Survey yang dibikinnya menunjukkan bahwa tiga bulan terakhir ini permintaan terhadap industri manufaktur merosot dan produksi pun menciut tajam. Philip Shaw ekonom dari Investec menilai bahwa situasi yang tergambar dalam survei ini cukup mengerikan.

NIESR mengharapkan perekonomian Inggris akan bisa bertahan seperti ini untuk empat kuartal berturut-turut ke depan. NIESR juga meramalkan, perekonomian Inggris akan mengerut 0,9 poin pada tahun 2009. "Resesi ini menimbulkan ketakutan yang permanen di Inggris," kata Ray Barrell, Senior Research Fellow NIESR.

Dalam pidatonya, King bilang bahwa Poundsterling bakal terjerembab dan menjadi salah satu korban berikutnya lantaran investor menarik dananya dari perbankan Inggris. Sekadar catatan, Poundsterling tergelincir terhadap Dolar AS lebih dari US$ 2 pada beberapa bulan yang lalu, dan US$ 1,6957 hari Selasa (21/10) kemarin. King menghitung, besar kemungkinan Poundsterling bakal kembali terpeleset.

King bahkan menggambarkan situasi dalam minggu-minggu terakhir ini sebagai minggu yang tak wajar, bahkan tak pernah terbayangkan sebelumnya. Hanya saja, guyuran pemerintah senilai £2 trilliun bakal menjadi titik awal kebangkitan kembali perekonomian global.

King bilang, "Kita masih jauh dari jalan untuk kembali pada stabilitas. Tetapi rencana untuk menyehatkan perbankan, baik di Inggris maupun di luar, akan bisa kita lihat."




TERBARU

[X]
×