kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Ini 3 Kriteria yang Dicari Warren Buffett dalam Sebuah Bisnis


Selasa, 23 Juli 2024 / 03:00 WIB
Ini 3 Kriteria yang Dicari Warren Buffett dalam Sebuah Bisnis
ILUSTRASI. Berdasarkan data Bloomberg, Buffett kini menjadi orang terkaya ke-10 di dunia dengan kekayaan bersih US$ 141 miliar. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett merupakan investor terbesar sepanjang masa. Buffett berhasil mengumpulkan kekayaan dengan tingkat yang sangat tinggi. Berdasarkan data Bloomberg, Buffett kini menjadi orang terkaya ke-10 di dunia dengan kekayaan bersih US$ 141 miliar.

Buffett termasuk orang yang unik di antara orang-orang kaya di dunia karena ia mengumpulkan kekayaannya dengan menginvestasikan kembali modalnya ke sejumlah bisnis berbeda sebelum akhirnya mengambil alih Berkshire Hathaway, yang menjadi sarana investasi utamanya saat ini.

Dalam suratnya kepada pemegang saham pada tahun 2019, Buffett menguraikan secara sederhana kriteria yang dia cari ketika membeli seluruh bisnis atau saham non-pengendali melalui pasar saham:

“Kami terus berupaya membeli bisnis baru yang memenuhi tiga kriteria. Pertama, mereka harus memperoleh keuntungan yang baik atas modal bersih berwujud yang diperlukan dalam operasi mereka. Kedua, mereka harus dijalankan oleh manajer yang cakap dan jujur. Terakhir, produk-produk tersebut harus tersedia dengan harga yang masuk akal.”

Baca Juga: Cara Ampuh Warren Buffett Melindungi Diri Saat Inflasi, Cek Tipsnya

Melansir Bankrate.com, berikut tiga kriteria yang dicari Buffett dalam sebuah bisnis:

1. Bisnis

Kriteria pertama Buffett mencakup kualitas bisnis dasar yang ingin dibeli atau diinvestasikan. Buffett menginginkan bisnis dengan perekonomian yang kuat, yang berarti bisnis tersebut memperoleh pengembalian modal yang baik dan menghasilkan arus kas bagi pemiliknya.

Buffett juga ingin mencari bisnis yang dia pahami. Meskipun Buffett mampu memahami sebagian besar bisnis, dia tidak dapat menilai secara akurat di mana setiap bisnis berada dalam lima atau 10 tahun ke depan. Pasalnya, ini merupakan hal penting dalam berinvestasi karena sebagian besar nilai aset berasal dari nilai arus kasnya di masa depan. 
Jadi, selain kualitas suatu usaha, dia juga akan melihat ketahanan suatu usaha dan keunggulan kompetitifnya. Jika dia tidak bisa menemukannya, dia akan beralih ke investasi potensial berikutnya.

Baca Juga: 2 Tips Warret Buffett untuk Investor Pemula

2. Pengelolaan

Mengevaluasi siapa yang menjalankan bisnis adalah bagian penting lainnya dari strategi investasi Buffett. Buffett menyadari bahwa CEO memiliki pengaruh besar terhadap cara suatu organisasi dikelola. 

Buffett menggunakan surat tahunannya kepada pemegang saham untuk memuji para manajer yang menurutnya melakukan pekerjaan luar biasa, terkadang ketika dia bahkan tidak memiliki saham di bisnis mereka. 

Di masa lalu, Buffett telah mengidentifikasi Jeff Bezos dari Amazon dan CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon sebagai CEO yang hebat.

“Sulit untuk membayar lebih kepada CEO sebuah perusahaan raksasa yang benar-benar luar biasa. Namun spesies ini langka,” tulis Buffett dalam suratnya pada tahun 2005.

3. Harga

Kriteria terakhir yang digunakan Buffett dalam mengevaluasi potensi investasi mungkin adalah yang paling penting. Yaitu, harga. 

Buffett telah lama menganut teori “investasi nilai”, meskipun ia dan rekannya Charlie Munger berpendapat bahwa istilah tersebut berlebihan karena semua investasi cerdas adalah investasi nilai: mendapatkan lebih dari yang Anda bayarkan.

Baca Juga: 7 Rahasia Para Miliarder Dunia Raih Kesuksesan dalam Karir & Bisnis, Catat Apa Saja

Awalnya, Buffett membeli investasi yang memiliki banyak masalah namun harganya sangat rendah sehingga dapat mengatasi tantangan yang dihadapi bisnis. Cara ini dikenal dengan sebutan pendekatan “puntung cerutu”, karena mirip dengan menemukan puntung cerutu tua di tanah yang masih tersisa satu atau dua isapan secara gratis.

Seiring berkembangnya Berkshire, semakin sulit bagi Buffett untuk menemukan penawaran yang salah harga. Sehingga dia tertarik untuk membayar harga yang wajar untuk bisnis yang unggul. 




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×