Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WUHAN. Tim khusus WHO yang ditugaskan untuk melacak asal mula virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 hari ini, Rabu (3/2), mengunjungi laboratorium virus Wuhan. Laboratorium tersebut diduga menjadi tempat asal virus.
Di awal penyebarannya, banyak pihak berspekulasi bahwa virus itu tidak sengaja lolos dari laboratorium sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Saat masih menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump mengajukan teori bahwa peneliti di Institut Virologi Wuhan mengembangkan virus penyakit yang serupa dengan Covid-19 pada musim gugur 2019. Tentunya China menyangkal tuduhan tersebut.
Akibat dugaan tersebut, China berulang kali menerima kritik karena dinilai menyepelekan wabah virus di awal penyebarannya dan diduga menyembunyikan informasi ketika pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019.
Kanal televisi China, CGTN, hari ini mengabarkan tim WHO akan laboratorium keamanan hayati nasional dan berdiskusi dengan para ahli dari institut tersebut mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, kerja sama ilmiah internasional, upaya anti-epidemi.
Baca Juga: Tim WHO kunjungi pasar Wuhan, lokasi infeksi Covid-19 pertama kali terdeteksi
Agenda tim peneliti WHO di Wuhan
Hari Minggu (31/1), 10 anggota tim WHO memulai aktivitasnya dengan melakukan penyelidikan selama 1 jam di pasar Wuhan. Pasar tersebut merupakan titik penyebaran pertama dari virus corona.
Pasar basah Wuhan langsung menjadi sorotan karena menjual hewan liar seperti kelelawar dan ular bersamaan dengan makanan laut. Sejak Januari 2020, pasar itu ditutup dan dibersihkan secara menyeluruh oleh otoritas China.
Pada hari Selasa (2/2), tim WHO mengunjungi fasilitas kesehatan hewan provinsi di Wuhan lengkap dengan pakaian pelindung, karena hewan tersebut diduga pertama kali menularkan virus ke manusia.
Dikutip dari Kyodo News, WHO telah mencoba mengklarifikasi proses bagaimana kelelawar yang diyakini sebagai inang alami utama virus, menularkannya ke hewan lain.
Setelah ini tim WHO kemungkinan akan menyelesaikan penyelidikan di Wuhan pada 11 Februari, bertepatan dengan musim liburan Tahun Baru Imlek.
